Zuhud adalah salah satu sifat yang disukai Allah Swt dan diteladani oleh Rasullullah Saw.
Dalam agama Islam, zuhud dikenal sebagai akhlak yang ditunjukkan oleh seseorang yang lebih memikirkan kehidupan akhirat dibanding kehidupan di dunia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dirangkum dari berbagai sumber, berikut ini penjelasan mengenai zuhud, ciri-ciri, dan tingkatannya.
Melansir laman NU Online, zuhud adalah meninggalkan kecondongan terhadap kecintaan pada dunia. Zuhud adalah melepaskan hati dari pengaruh dunia.
Maksudnya tidak kikir terhadap peminta dan tidak tersibukkan oleh kegiatan-kegiatan duniawi sehingga lupa pada Allah Swt. Namun zuhud juga bukan berarti harus mengosongkan tangan dari memiliki harta.
Zuhud adalah pola hidup yang menjaga diri dari pengaruh harta atau masalah keduniawian (materi), atau tidak terlalu menyibukkan diri terhadap hal-hal yang bersifat materi, melainkan lebih memfokuskan pada kehidupan akhirat.
Secara bahasa zuhud artinya menjauhi, menghindari, meninggalkan atau tidak menyukai. Sebagaimana pengertian zuhud ini ada dalam firman Allah Swt sebagai berikut.
وَالْآخِرَةُ خَيْرٌ وَ ابْقَى
Artinya: "Padahal kehidupan akhirat lebih baik dan lebih kekal."(Q.S. al-'Ala [87]: 17)
Seseorang yang mempunyai sifat zuhud dapat diketahui dari ciri-ciri berikut seperti yang dirangkum dari buku Be SMART PAI.
Dilansir dari buku 40 Pokok Agama (2006), zuhud mempunyai tiga tingkatan. Mulai dari tingkat zuhud paling lemah hingga sempurna.
Ada banyak ayat-ayat Al Quran yang menerangkan tentang keutamaan zuhud. Berikut keutamaan zuhud yang dirangkum dari buku Mutiara Ihya Ulumuddin (2014) dan sumber lainnya.
Keutamaan zuhud yang pertama adalah menjauhkan diri dari ketergantungan pada duniawi, seperti tercantum dalam Surat Al Kahfi 18:7.
"Sesungguhnya Kami telah menjadikan apa yang ada di bumi sebagai perhiasan baginya, agar Kami menguji mereka siapakah di antara mereka yang terbaik perbuatannya." (QS Al-Kahfi [18]: 7)
Keutamaan berikutnya adalah menjadikan diri istiqomah dalam beribadah sebab fokusnya adalah akhirat.
"Barang siapa yang menghendaki keuntungan di akhirat akan Kami tambah keuntungan itu baginya, dan barang siapa yang menghendaki keuntungan di dunia, Kami berikan kepada-Nya sebagian dari keuntungan dunia dan tidak ada baginya satu bagian pun di akhirat." (QS Al-Syura[42]: 20).
Pada hakikatnya, derajat tertinggi zuhud adalah tidak menyukai segala sesuatu melainkan hanya Allah Swt.
Barang siapa yang meninggalkan kelebihan dunia dan membencinya, lalu mencintai akhirat maka ialah orang zuhud di dunia.
(avd/juh)