Periodisasi masa praaksara adalah pengelompokan peristiwa-peristiwa kehidupan di zaman manusia purba sebelum mengenal aksara atau tulisan.
Masa prakasara ditandai dengan manusia yang masih menggunakan batu dan logam sebagai perkakasnya. Zaman batu sendiri terbagi menjadi beberapa periode.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tidak diketahui secara pasti kapan masa praaksara ini dimulai, tetapi para peneliti meyakini masa prasejarah dimulai sejak manusia purba ada di Bumi.
Sementara waktu berakhirnya masa praaksara ini berbeda di setiap negara, tergantung dari peradabannya.
Di Indonesia, zaman praaksara diperkirakan berakhir pada masa berdirinya Kerajaan Kutai atau sekitar abad ke-5 Masehi.
Dilansir dari dari buku Kehidupan Masyarakat Praaksara Indonesia Kelas X 2020, masa praaksara dibagi menjadi dua yakni Zaman Batu dan Zaman Logam.
Zaman Batu terbagi menjadi empat periode, yakni Zaman Batu Tua (Paleolitikum), Zaman Batu Tengah (Mesolitikum), Zaman Batu Muda (Neolitikum), dan Zaman Batu Besar (Megalitikum).
Sementara di Zaman Logam, kehidupan masyarakat sudah lebih maju. Hal itu ditandai dengan penggunaan bahan tembaga, perunggu, hingga besi untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Zaman Batu adalah masa di mana corak kehidupan masyarakatnya menggunakan batu sebagai perkakas, seperti dikutip dari Modul PJJ IPS Kelas VII 2020.
Zaman batu tua disebut juga dengan istilah Paleolitikum. Disebut sebagai zaman batu tua sebab alat-alat yang digunakan manusia purba di masa itu masih berupa batu-batu besar dan juga kasar.
Beberapa contoh peralatan batu di zaman Palaeolithikum adalah kapak perimbas dan juga alat-alat serpih. Sementara, kehidupan manusia saat itu masih menerapkan gaya hidup nomaden atau berpindah-pindah tempat.
Mereka memperoleh makanan dengan cara berburu binatang dan mengumpulkan makanan berupa biji-bijian, sayuran dan buah yang tersedia di alam.
Selanjutnya adalah Zaman Batu Tengah atau Mesolitikum. Di masa ini peralatan batu yang digunakan oleh manusia purba sudah mulai ada peningkatan.
Peralatan batu yang semula masih besar dan kasar kini mulai dimodifikasi oleh manusia purba menjadi lebih halus dan berukuran lebih kecil. Contohnya seperti pebble (kapak Sumatra) dan juga mata panah yang terbuat dari batu.
Di masa ini, manusia diyakini sudah mulai hidup menetap. Bukti yang mendukung hal tersebut adalah dengan ditemukannya:
Zaman Batu Baru atau disebut juga dengan Neolitikum adalah masa ketika peralatan yang digunakan manusia purba semakin inovatif. Sebut saja kapak persegi dan juga kapak lonjong.
Kehidupan masyarakat di zaman ini juga sudah mulai berada pada fase memproduksi makanan. Selain sudah menetap, mereka juga telah melakukan kegiatan bercocok tanam untuk menghasilkan makanan sendiri.
Zaman Batu Besar atau yang dikenal dengan zaman Megalitikum memiliki ciri yakni sudah mulai adanya kepercayaan dari masyarakat di masa tersebut kepada Tuhan.
Disebut dengan Zaman Batu Besar sebab beberapa produk yang dihasilkan pada zaman ini berupa kebudayaan bangunan yang menggunakan batuan-batuan besar.
Contohnya seperti menhir, dolmen, kubur peti batu, sarkofagus, waruga, punden berundak, dan patung-patung.
Dilansir dari Modul Rekam Jejak Peradaban Indonesia oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2017, Zaman Logam adalah zaman ketika orang sudah membuat alat-alat dari logam di samping alat-alat dari batu.
Periode ini juga disebut sebagai masa perundagian sebab dalam masyarakat timbul golongan undagi yang terampil melakukan pekerjaan tangan.
Perkembangan Zaman Logam di Indonesia berbeda dengan di Eropa, sebab Zaman Logam di Eropa mengalami tiga fase yakni Zaman Tembaga, Zaman Perunggu, dan Zaman Besi.
Sementara di Indonesia dan Asia Tenggara tidak mengalami Zaman Tembaga tetapi langsung mengalami Zaman Perunggu dan Besi.
Selain itu, hasil temuan yang lebih dominan adalah alat-alat dari perunggu sehingga Zaman Logam disebut juga dengan Zaman perunggu.
Pada Zaman Perunggu atau disebut juga dengan kebudayaan Dongson-Tonkin Cina (Pusat kebudayaan) ini manusia sudah dapat mencampur tembaga dan timah dengan perbandingan 3:10 sehingga diperoleh logam yang lebih keras.
Berikut adalah alat-alat perunggu pada Tembaga.
Pada zaman ini manusia sudah dapat melebur besi dari bijinya untuk dituang menjadi alat-alat yang diperlukan.
Teknik peleburan besi ini lebih sulit dari teknik peleburan tembaga maupun perunggu sebab melebur besi membutuhkan panas yang sangat tinggi, yakni sekitar 3.500 derajat Celsius.
Alat-alat di Zaman Besi ditemukan di Gunung Kidul, Yogyakarta, Bogor, serta Besuki dan Punung di Jawa Timur. Berikut alat-alat yang dihasilkan.
Lihat Juga : |
Demikian periodisasi masa praaksara dan penjelasannya. Semoga bermanfaat dan selamat belajar!
(juh)