Sarekat Islam: Latar Belakang, Tokoh Pendiri, dan Perkembangannya

CNN Indonesia
Rabu, 11 Okt 2023 07:00 WIB
Sarekat Islam atau SI adalah organisasi di tahun 1900-an yang mulanya bergerak di bidang ekonomi. Simak latar belakang, tokoh, dan perkembangan SI masa ke masa.
Ilustrasi. Latar belakang berdirinya Sarekat Islam, tokoh pendiri, dan perkembangan organisasi dari masa ke masa. (Collectie Stichting Nationaal Museum van Wereldculturen via Wikimedia Commons)
Jakarta, CNN Indonesia --

Sarekat Islam atau disingkat SI adalah salah satu pergerakan massa di tahun 1900-an. SI mulanya bergerak dalam bidang perekonomian terutama perniagaan.

Seiring waktu, SI berkembang menjadi organisasi yang ditakuti oleh Belanda sebab menjalankan aktivitas politik yang menonjol.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain perniagaan, SI juga melebarkan sayapnya ke beberapa sektor lain, seperti sosial dan pendidikan.

Selama masa pergerakannya, SI selalu memperjuangkan keadilan bagi rakyat Indonesia yang tertindas oleh pemerintahan Belanda.

Latar Belakang Sarekat Islam

Sarekat IslamIlustrasi. Latar belakang Sarekat Islam, tokoh pendiri, dan perkembangan organisasi. (Wikimedia Commons)

Sarekat Islam lahir dari perkumpulan kaum pribumi yang mengamankan Laweyan, daerah hunian saudagar batik di Solo yang didirikan oleh Haji Samanhudi, seperti dikutip dari Modul Pembelajaran SMA Sejarah Kelas XI Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (2020).

Awalnya, organisasi ini bermuasal dari organisasi ronda bernama Rekso Roemekso. Pendapat ini diperkuat oleh Takashi Shiraishi dalam bukunya, Zaman Bergerak: Radikalisme Rakyat di Jawa (1912-1926).

Namun, versi lain menyatakan bahwa Sarekat Islam berasal dari organisasi yang sebelumnya bernama Sarekat Dagang Islamiyah (SDI). Pendirinya adalah seorang bekas murid STOVIA yang terbakar api nasionalisme Tiongkok, Tirto Adhi Soerjo pada 1909.

SDI di bawah Haji Samanhudi terus berkembang. Namun Haji Samanhudi tidak bisa mengendalikan organisasi yang terus berkembang. Ia juga tak kuasa melawan tekanan penguasa kolonial.

Akhirnya, pada tahun 1912, kepemimpinan SI diserahkan kepada Tjokroaminoto. Pusat kegiatan SI dipindahkan ke Surabaya, namanya pun berubah menjadi Sarekat Islam (SI).

Dikutip dari buku Galang Rasa Nasionalisme Sejarah Paket C Setara SMA/MA Kelas XI Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (2018) latar belakang ekonomi dan politik didirikannya SI adalah sebagai bentuk perlawanan terhadap golongan pedagang China.

Pasalnya, pada saat itu para pedagang keturunan China melakukan monopoli perdagangan. SI hadir untuk menghadapi semua bentuk penindasan, penghinaan, dan kesombongan rasialis dari China dan Belanda.

Tujuan Sarekat Islam

Berdasarkan Akte Notaris pada 10 September 1912, ditetapkan tujuan SI. Berikut tujuan SI yang dihimpun dari buku Bestie Book Sejarah SMA/MA Kelas X,XI, & XII Volume 1 (2022), yakni:

  • memajukan perdagangan,
  • membantu para anggotanya yang mengalami kesulitan dalam bidang usaha (permodalan),
  • memajukan kepentingan rohani dan jasmani penduduk asli, dan
  • memajukan kehidupan agama Islam.

Melihat tujuannya, tidak tampak kegiatan politik tetapi SI selalu memperjuangkan keadilan dan kebenaran terhadap penindasan dan pemerasan oleh pemerintah kolonial.

Selain tujuan ekonomi, ditekankan juga saling membantu di antara anggota. Hal itu membuat SI dalam waktu singkat berkembang menjadi gerakan nasionalis, demokratis, dan ekonomis berasaskan Islam dengan haluan korporatif.

Tokoh Sarekat Islam

Sarekat Islam memiliki sejumlah tokoh yang turut menggerakkan organisasi. Dihimpun dari berbagai sumber, berikut tokoh-tokohnya.

1. H. Samanhudi

Samanhudi adalah pendiri Serikat Dagang Islam yang menjadi awal mula berdirinya Sarekat Islam. Samanhudi lahir di Solo, orang tuanya adalah pedagang batik.

Sejak lama, Samanhudi memiliki minat untuk mendirikan organisasi yang bersifat sosial yang bertujuan dalam memberi bantuan dan menjalin persatuan.

2. H. O. S. Tjokroaminoto

Tjokroaminoto bergabung SI atas ajakan Samanhudi yang menginginkan orang berpengalaman dan berpendidikan untuk memperkuat organisasinya itu.

Tjokroaminoto bergabung dan melakukan pembaharuan dengan menyusun anggaran dasar baru bagi SI. Ia adalah orang yang mengubah Sarekat Dagang Islam menjadi Sarekat Islam dan memegang jabatan ketua menggantikan Samanhudi.

Kemudian, ia mengembangkan SI menjadi pergerakan massa yang paling menonjol dan berpengaruh.

3. Agus Salim

Agus Salim adalah tokoh SI yang baru bergabung dengan organisasi ini sekitar tahun 1915 sebagai anggota bidang politik.

Kecerdasannya dalam keislaman membuatnya menjadi salah satu tokoh yang punya kedudukan penting di SI.

Ia menentang kolonial dengan pikiran kritisnya yang tajam tapi disampaikan dengan halus.

4. Abdul Muis

Abdul Muis menjadi salah satu anggota Pengurus Besar karena semangat juang dan kecerdasannya.

Kepada anggota SI lainnya pun ia kerap menamakan rasa semangat berjuang untuk melawan kolonial Belanda.

Selain itu, ia juga memberikan ide untuk mengadakan disiplin organisasi dengan tujuan mengeluarkan anggota SI yang telah terpengaruh paham komunis.

Perkembangan Sarekat Islam dari Masa ke Masa

Dikutip dari buku Sejarah Indonesia: untuk SMK Kelas X Semester Ganjil (2023), pada awalnya, SI merupakan perkumpulan para pedagang yang menyebut sebagai Sarekat Dagang Islam (SDI).

SDI didirikan oleh H. Samanhudi pada 1911 di Solo sebagai koperasi pedagang batik Jawa. Tujuannya agar dapat memajukan perdagangan Indonesia di bawah nilai-nilai Islam.

Keanggotaannya masih terbatas dengan ruang lingkup khusus pedagang sehingga organisasi ini tidak memiliki banyak anggota.

Kemudian pada 18 September 1912, SDI mengubah namanya menjadi SI atau Sarekat Islam dan mengalami perkembangan yang pesat dengan anggota yang banyak.

Tujuan didirikannya adalah menggalang kerja sama antara pedagang Islam untuk memajukan perdagangan dan bisa menyaingi pedagang asal China.

Sarekat Islam sukses menjadi organisasi ternama dengan gerakan nasionalis, religius, demokratis, dan ekonomis. Perlahan SI sukses berkembang sampai menyebar ke semua lapisan masyarakat.

Perkembangannya bahkan menyebar sampai ke luar Pulau Jawa. Lalu, pada Januari 1913 di Surabaya, SI menegaskan organisasi ini bukan partai politik. Dengan begitu, SI terbuka untuk masyarakat Indonesia.

Demi menjaga SI tetap menjadi organisasi rakyat, maka ada pembatasan masuknya pegawai negeri menjadi anggota.

SI terbuka untuk bangsa Indonesia. Namun, untuk menjaga agar Sarekat Islam tetap menjadi organisasi rakyat, dilakukan pembatasan terhadap masuknya pegawai negeri sebagai anggota.

Namun organisasi ini mulai mengalami perpecahan karena adanya perbedaan suasana kehidupan politik setelah tahun 1929. Kala itu, SI terkena pengaruh komunis yang diperkenalkan oleh Hendrio Joshepus Maria Sheevliet pada 1913.

Satu tahun setelahnya, 1914, Sheevliet bersama Adolf Baars mendirikan Indische Social Democratische Vereenihing (ISDV) di Semarang.

Tujuan dari ISDV yaitu untuk menyebarkan paham Marxis. Namun, anggota ISDV tidak memiliki hubungan dekat dengan rakyat sehingga mereka pun berniat untuk mencoba memasuki SI Semarang yang dipimpin oleh Semaun.

Semaun sendiri tidak menyetujui jika Sarekat Islam harus mengirimkan wakilnya ke dalam Volksraad (Dewan Perwakilan Rakyat).

Perlahan-lahan pengaruh Semaun pun semakin besar dalam Sarekat Islam yang kemudian menimbulkan perpecahan.

Perpecahan pada Sarekat Islam terbagi menjadi dua bagian, yaitu SI Merah dan SI Putih. Perpecahan ini terjadi lantaran adanya agitasi dari para golongan komunis melalui tokoh Semaun dan Darsono ke dalam organisasi SI.

SI Putih sendiri adalah organisasi yang berhaluan kanan yang diketuai oleh Tjokroaminoto, sedangkan SI Merah berhaluan kiri dipimpin oleh Semaun dari Semarang. SI Merah menentang pencampuran agama dan politik dalam organisasi Sarekat Islam. 

Demikian penjelasan mengenai Sarekat Islam dilengkapi tokoh pendiri dan perkembangannya. Semoga bermanfaat!

(juh)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER