Solvabilitas adalah istilah yang biasanya ditemui dalam suatu perusahaan. Namun sebenarnya apa itu solvabilitas?
Sederhananya, solvabilitas merupakan gambaran mengenai kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Penggunaan rasio solvabilitas (leverage) umumnya akan disesuaikan dengan tujuan masing-masing perusahaan.
Artinya, perusahaan dapat menggunakan rasio leverage secara keseluruhan atau sebagian dari masing-masing jenis rasio solvabilitas yang ada.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), solvabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk membayar utang-utangnya karena jumlah aktivanya melebihi utang-utangnya.
Solvabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk membayar utang atau tagihan jangka panjang, berupa utang pokok maupun bunganya, seperti dikutip dari buku Memahami Rasio-Rasio Keuangan bagi Orang Awam (2006).
Solvabilitas bergantung pada kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba, sebab cicilan utang pokok maupun bunganya dibayar dengan dana kas.
Sementara, besarnya dana kas bergantung pada besarnya laba yang masuk dalam perusahaan (bentuk uang kas).
Apabila perusahaan tidak menggunakan utang, artinya mereka menggunakan 100 persen modal sendiri. Jadi, pengertian solvabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk selalu membayar utang secara tepat waktu.
![]() |
Secara umum, rasio solvabilitas bermanfaat untuk mengetahui seberapa besar kekuatan perusahaan untuk bertahan jika dilihat dari utangnya.
Berikut tujuan dan manfaat perhitungan solvabilitas yang dihimpun dari berbagai sumber.
Berikut jenis solvabilitas yang dirangkum dari buku Dasar-Dasar Memahami Rasio dan Laporan Keuangan (2020) dan sumber lain.
DAR adalah rasio yang dimanfaatkan untuk menunjukkan perbandingan jumlah utang dengan jumlah aktiva. Perusahaan akan mengetahui seberapa besar utang berpengaruh terhadap pengelolaan aktiva.
DER merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur perbandingan jumlah utang dengan jumlah modal.
Rasio ini mengukur seberapa jauh perusahaan didanai oleh utang. Semakin tinggi rasio artinya menggambarkan gejala yang kurang baik bagi perusahaan.
Rasio utang terhadap ekuitas jangka panjang merupakan rasio antara utang jangka panjang dengan modal sendiri.
Tujuan perhitungan rasio ini yaitu untuk mengukur berapa bagian dana dari setiap modal sendiri, yang dijadikan jaminan utang jangka panjang.
TIER dimanfaatkan untuk menilai kapasitas perusahaan untuk membiayai bunga dari utangnya.
FCCR adalah rasio yang hampir sama seperti TIER. Adapun perbedaan dari kedua jenis rasio tersebut yaitu apabila perusahaan memperoleh utang jangka panjang, aktiva tetap berwujud.
Rasio ini digunakan untuk membandingkan antara utang jangka panjang aktiva selain aktiva lancar. Tujuannya untuk memulai solvabilitas perusahaan dengan standar rata-rata yakni sebesar 50 persen.
TADC merupakan jenis rasio yang digunakan untuk mengetahui rasio antara aktiva tetap berwujud dengan utang jangka panjang.
Rasio ini juga digunakan untuk menunjukkan kemampuan perusahaan dalam mencari pinjaman baru menggunakan jaminan aktiva tetap.
Dalam hal ini, semakin tinggi rasio ini makan semakin besar jaminan yang ada.
Jenis rasio ini berfungsi untuk menunjukkan dana pinjaman yang segera ditagih. Rasio ini merupakan rasio antara utang lancar dengan modal sendiri.
Tujuannya untuk mengetahui seberapa besar bagian dari modal sendiri yang dijadikan jaminan utang lancar. Apabila rasio kecil, maka akan semakin baik.
Untuk lebih memahaminya simak rumus solvabilitas berikut ini dikutip dari buku Akuntansi untuk LSM dan Partai Politik 2007 dan sumber lainnya.
Demikian penjelasan mengenai apa itu solvabilitas dalam perusahaan. Semoga bermanfaat!
(juh)