Klasifikasi mahkluk hidup adalah penggolongan atau pengelompokan makhluk hidup berdasarkan persamaan ciri yang diidentifikasi.
Selain itu, klasifikasi juga dilakukan dengan melihat ciri-ciri morfologi, anatomi, dan biokimianya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hasilnya, akan muncul kelompok yang disebut dengan takson yakni kingdom (dunia), phylum (untuk hewan) atau diovisio (untuk tumbuhan).
Ada juga cassis (kelas), ordo (bangsa), familia (suku), genus (marga), dan species (jenis), seperti dikutip dari Modul Pembelajaran Biologi SMA Kelas X Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (2020).
Manfaat klasifikasi adalah untuk memudahkan dalam mempelajari makhluk hidup yang sangat beraneka ragam.
Selain itu, klasifikasi makhluk hidup juga bermanfaat untuk mengetahui hubungan kekerabatan antara makhluk hidup satu dengan yang lain.
Dilansir dari e-Modul Biologi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (2019), sistem klasifikasi makhluk hidup telah dikenal sejak zaman dahulu.
Filsuf dan ilmuwan Yunani, Aristoteles (384-322 SM) mengelompokkan makhluk hidup ke dalam dua kelompok besar yaitu kelompok hewan (animalia) dan kelompok tumbuhan (plantae).
Namun keberadaan organisme mikroskopis belum dikenal pada saat itu. Sistem klasifikasi makhluk hidup terus mengalami kemajuan seiring berkembangnya ilmu
pengetahuan dan teknologi.
Sistem klasifikasi makhluk hidup dikelompokkan dalam satu-satuan kelompok besar yang disebut kingdom. Sistem kingdom yang pertama diperkenalkan oleh Carolus Linnaeus.
Sistem kingdom pun terus mengalami perubahan dan perbaikan hingga sekarang dan sering menjadi pro dan kontra bagi para ilmuwan.
Lihat Juga : |
Klasifikasi makhluk hidup memiliki sejumlah tujuan, yakni sebagai berikut.
Terdapat tiga macam klasifikasi, yakni sistem alami, buatan, dan filogenetik. Berikut penjelasannya.
Teori klasifikasi makhluk hidup yang umum digunakan adalah yang dikemukakan oleh Whittaker, yaitu lima kingdom sebagai berikut.
Monera adalah makhluk hidup yang tidak memiliki membran inti, melainkan hanya bahan inti yaitu asam inti dan DNA.
Kelompok monera terdiri dari eubacteria atau bakteri, dan archaebacteria atau bakteri yang hidup di habitat ekstrem.
Protista adalah makhluk hidup yang terdiri dari satu sel atau banyak sel yang memiliki membran inti. Misalnya, protozoa yang mirip hewan, alga yang mirip tumbuhan, dan protista yang mirip jamur.
Fungi adalah jamur, yaitu makhluk hidup yang tidak memiliki kloroplas. Tubuhnya terdiri dari satu sel, berbentuk benang, dan dinding selnya berupa zat kitin. Hal ini membuat jamur tidak bisa dikelompokkan sebagai hewan maupun tumbuhan.
Plantae atau tumbuhan adalah makhluk hidup bersel banyak dan memiliki kloroplas sehingga dapat melakukan fotosintesis.
Makhluk hidup ini dapat berkembangbiak atau reproduksi secara seksual dan aseksual. Tumbuhan terdiri dari lumut, paku, berbiji terbuka, hingga berbiji tertutup.
Animalia atau hewan adalah makhluk hidup dengan membran inti dan tidak memiliki kloroplas. Berbeda dengan tumbuhan, hewan dapat bergerak aktif dan memiliki sistem saraf.
Hewan terbagi berdasarkan makanannya, seperti herbivora, karnivora, dan omnivora. Kemudian juga terbagi atas ada tidaknya tulang belakangnya, mulai dari porifera hingga vertebrata.
Itulah sejarah klasifikasi makhluk hidup dan macam-macamnya. Semoga bermanfaat dan selamat belajar.
(juh)