Mengenal Contoh Organisme Archaebacteria dan Penjelasannya
Archaebacteria adalah kelompok prokariota dari Kingdom Monera yang memiliki kemampuan unik, yakni dapat menempati lingkungan ekstrem yang tidak bisa ditinggali makhluk hidup lain.
Ada beragam contoh organisme Archaebacteria, sebagai contoh organisme yang dapat hidup di laut dengan kadar garam tinggi, hidup di tempat yang panas, atau hidup di tempat-tempat yang kotor.
Apa itu Archaebacteria?
Dikutip dari buku Biologi 1 SMA dan MA untuk Kelas X terbitan Esis (2004), Archaebacteria adalah kelompok bakteri yang dinding selnya tidak mengandung peptidoglikan tetapi membran plasmanya mengandung lipid.
Archaebacteria merupakan kelompok prokarotik yang menghasilkan gas metana dari sumber karbon sederhana. Meski sama-sama kingdom prokarotik seperti Eubacteria tetapi Archaebacteria dikelompokkan terpisah.
Sebab, Archaebacteria memiliki susunan, struktur, metabolisme, dan urutan asam nukleat yang berbeda dengan Eubacteria sehingga dikelompokkan sebagai kingdom terpisah dari Eubacteria.
Contoh organisme Archaebacteria
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, yang dimaksud organisme adalah segala jenis makhluk hidup seperti tumbuhan, hewan, dan sebagainya.
Bisa juga berarti susunan yang bersistem dari berbagai bagian jasad hidup untuk suatu tujuan tertentu.
Contoh organisme Archaebacteria yakni mampu hidup pada lingkungan ekstrem yang mirip dengan lingkungan kehidupan awal di Bumi.
Berdasarkan lingkungan ekstremnya Archaebacteria dibagi menjadi tiga kelompok yakni bakteri metanogen, halofil, dan termoasidofil.
Dikutip dari buku Biologi Interaktif untuk SMA/MA Kelas X terbitan Azka Press (2007), berikut ini tiga contoh organisme Archaebacteria berdasarkan ketiga kelompok Archaebacteria.
1. Methanobacterium
Methanobacterium adalah contoh organisme Archaebacteria dari bakteri metanogen, yakni bakteri yang menghasilkan metana dari gas hidrogen dan CO2 atau asam asetat.
Bakteri metanogen hidup di rawa sebagai pengurai. Organisme ini dapat hidup di lingkungan dengan kadar oksigen yang sangat rendah.
Methanobacterium berperan dalam proses pembusukan sampah dan kotoran hewan sehingga menghasilkan alternatif metana berupa biogas.
2. Halobacterium
Contoh organisme Archaebacteria berikutnya adalah Halobacterium yang merupakan bakteri halofil. Organisme ini dapat hidup di lingkungan dengan kadar garam tinggi.
Bakteri halofil hidup optimal pada lingkungan dengan kadar garam 20 persen. Beberapa jenis bakteri halofil membutuhkan lingkungan dengan kadar garam sepuluh kali lebih tinggi dari kadar garam air laut.
3. Sufolobus dan Thermoplasma
Sufolobus dan Thermoplasma merupakan dua contoh organisme Archaebacteria dari bakteri termoasidofil. Keduanya mampu hidup di lingkungan ekstrem yang panas dan asam.
Kondisi optimal untuk bakteri ini adalah pada temperatur 60-80 derajat Celsius dengan pH 2-4. Bakteri ini terdapat di daerah yang mengandung asam sulfat seperti di kawah vulkanik.
Demikian contoh organisme Archaebacteria dan penjelasannya. Selamat belajar!
(juh)