Monera atau bakteri adalah makhluk hidup dengan sel prokariotik tunggal yang terdiri dari dua kelompok, yaitu Archaebacteria dan Eubacteria. Keduanya memiliki beberapa perbedaan.
Namun, tahukah kamu apa saja ciri-ciri, struktur dan replikasi Archaebacteria dan Eubacteria?
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Simak penjelasannya seperti dirangkum dari buku Biologi: Jilid 1 oleh Diah Aryulina, dkk dan berbagai sumber berikut ini.
![]() |
Bakteri merupakan makhluk hidup dengan sel tunggal yang tidak memiliki membran inti atau dikenal dengan istilah prokariotik. Bakteri juga dikenal sebagai Monera.
Kingdom Monera terdiri dari dua kelompok, yaitu Eubacteria atau bakteri pada umumnya dan Archaebacteria atau kelompok bakteri yang memiliki beberapa perbedaan dari Eubacteria.
Eubacteria berasal dari istilah eu yang berarti sejati dan bacteria yang artinya bakteri. Secara sederhana, makhluk hidup ini merupakan bakteri sejati dalam arti memiliki ciri-ciri umum dari bakteri.
Ciri-ciri umum tersebut ditemukan pada bakteri yang sehari-hari ada dalam kehidupan. Misalnya yang ada di organ pencernaan hingga penyakit.
Sementara secara bahasa, bakteri berasal dari kata bakterion dalam bahasa Yunani yang berarti batang kecil. Istilah ini kemudian digunakan oleh Anthony van Leeuwenhoek, ilmuwan Belanda yang meneliti bakteri atau dikenal dengan istilah bakteriologi.
Bakteri adalah organisme yang jumlahnya paling banyak dan tersebar luas di dunia dibandingkan makhluk hidup lain. Bahkan, bakteri memiliki ribuan spesies yang hidup di berbagai ekosistem, mulai dari gurun pasir, salju atau es, hingga lautan.
Bakteri merupakan organisme uniseluler bersifat prokariot dan umumnya tidak memiliki klorofil sehingga tidak dapat membuat energi sendiri.
Archaebacteria sebenarnya juga merupakan bakteri, tetapi dia memiliki susunan, struktur, metabolisme, dan urutan asam nukleat yang berbeda dengan Eubacteria. Maka dari itu, keduanya berbeda kelompok meski masih dalam satu Kingdom Monera.
Archaebacteria berasal dari kata archaio yang berarti kuno dalam bahasa Yunani. Hal ini karena Archaebacteria merupakan bakteri yang dinding selnya tidak mengandung peptidoglikan, tapi membran plasmanya mengandung lipid.
Selain itu, Archaebacteria dapat hidup di ekosistem yang ekstrem seperti lingkungan kehidupan awal di bumi.
Lantas, seperti apa ciri-ciri, struktur dan replikasi Archaebacteria dan Eubacteria? Berikut penjelasannya.
Berikut ciri-ciri dan struktur umum dari Archaebacteria dan Eubacteria:
Dinding sel pada Archaebacteria tidak mengandung peptidoglikan, tapi membran plasmanya mengandung lipid. Sebaliknya, Eubacteria mengandung peptidoglikan.
Selain itu, perbedaan selanjutnya juga terletak pada ekosistem. Archaebacteria dapat hidup di lingkungan ekstrem, sedangkan Eubacteria pada lingkungan umum.
Replikasi adalah kemampuan atau proses memperbanyak diri. Archaebacteria dan Eubacteria melakukan replikasi karena umumnya bereproduksi ecara aseksual atau vegetatif alias tidak kawin.
Keduanya melakukan pembelahan sel atau membelah diri menjadi dua untuk menghasilkan individu baru. Beberapa jenis bakteri di lingkungan tertentu dapat melakukan pembelahan sel setiap 20 menit.
Maka tak heran, jumlah bakteri di dunia sangat banyak karena proses replikasi yang sangat cepat. Berikut proses replikasi pada bakteri pada umumnya.
Sementara untuk reproduksi seksual, bakteri melakukannya dengan pertukaran materi genetik dengan bakteri lainnya. Pertukaran ini disebut rekombinasi genetik atau rekombinasi DNA.
Selanjutnya, rekombinasi genetika menghasilkan dua sel bakteri yang masing-masing kombinasi materi genetiknya dari dua sel induk. Prosesnya dilakukan mulai dari transformasi, transdusksi, dan konjugasi.
Demikian penjelasan mengenai ciri-ciri, struktur dan replikasi Archaebacteria dan Eubacteria. Semoga bermanfaat dan selamat belajar!
(uli/juh)