Mengenal Jenis dan Bentuk Lakon dalam Pentas Seni
Lakon adalah tokoh utama yang memiliki peranan penting dalam sebuah cerita. Dalam naskah, lakon memiliki karakter atau watak.
Mengetahui jenis dan bentuk lakon penting untuk dipelajari jika tertarik dengan pentas seni seperti teater. Sebab keduanya merupakan unsur penting dalam seni teater.
Lakon dibangun oleh peristiwa di dalam adegan. Sementara bentuk-bentuk lakon di dalam seni biasanya mengandung unsur sejarah perjuangan.
Untuk lebih memahaminya, simak penjelasannya berikut ini yang dirangkum dari buku Seni Budaya SMA/MA/SMK/MAK Kelas X Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (2017).
Pengertian lakon
Lakon adalah tokoh utama yang mempunyai peranan penting. Dalam penulisan naskahnya, lakon sebagai karya sastra dapat diartikan sebagai ungkapan pribadi manusia.
Ungkapan tersebut dapat berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, ide, semangat, dan keyakinan dalam suatu bentuk gambaran konkret yang membangkitkan pesona dengan alat atau media bahasa.
Pada lakon teater harus ada unsur-unsur di dalamnya, yakni alur tema, tokoh, karakter, setting, dan sudut pandang pengarang.
Unsur-unsur lakon teater harus memiliki muatan-muatan tertentu seperti keutuhan (unity), keselarasan (harmony), keseimbangan (balance), dan fokus.
Jenis dan bentuk lakon
Lakon dibangun oleh peristiwa di dalam adegan. Adegan merupakan bagian dari babak yang ditandai dengan keluar masuknya tokoh, perupaan atau musik di dalam seni pementasan.
Dengan demikian dalam satu babak bisa terjadi lebih dari satu adegan. Babak itu sendiri adalah susunan dari beberapa adegan yang ditandai dengan terjadinya pergantian setting (tempat, waktu dan kejadian peristiwa) dalam sebuah peristiwa kejadian.
Sementara bentuk-bentuk lakon di dalam seni teater dan seni drama pada dasarnya sama, yakni lakon; tragedi, komedi, tragedi komedi dan melodrama. Berikut penjelasannya.
Jenis lakon
Berdasarkan jumlah babak, lakon dapat dibedakan menjadi dua jenis yakni lakon pendek dan lakon panjang.
Lakon pendek biasanya terdiri dari satu babak dengan beberapa peristiwa adegan di dalamnya. Lakon panjang dapat dipentaskan mencapai tiga sampai lima babak dengan beberapa adegan di dalamnya.
Panjang pendeknya lakon sangat tergantung pada muatan isi atau tematik yang disampaikan. Apakah bersifat naratif (paparan kronologis, sejarah atau biografi) dengan waktu, kejadian dan peristiwa lebih dari satu tempat (setting cerita).
Alur cerita pun cukup rumit tidak sederhana dan memakan waktu. Lakon pendek hanya menghabiskan waktu 45-60 menit. Sementara lakon panjang antara 90-120 menit atau lebih.
Pada kenyataannya proses kreatif yang dilakukan seorang seniman teater dalam menginterpretasi lakon, tidak selamanya ketergantungan pada banyak tidaknya babak.
Namun yang paling penting esensi cerita dapat sampai atau tidak kepada pembaca dengan melakukan proses editing lakon.
Sebaliknya dengan lakon yang pendek dapat berkembang menjadi pementasan yang panjang dan memikat.
Bentuk lakon
Terdapat beberapa bentuk lakon dalam teater, berikut penjelasannya.
1. Tragedi
Lakon berbentuk tragedi, biasanya mengandung unsur sejarah perjuangan, memiliki pola penceritaan kejayaan dan keruntuhan.
Ciri-ciri lain adalah peran utama mengalami irama tragis; poima (iktikad peran utama), mathema (peran utama mengalami hambatan), pathema (klimaks peran utama) berujung tragis, yakni mengalami kecacatan (fisik-psikis) atau kematian.
Beberapa contoh bentuk lakon tragedi; Si Ridon Jago Karawang, Janur Kuning, Tragedi Marsinah, Tragedi Jaket Kuning, Bandung Lautan Api, dan lain-lain.
2. Komedi
Bentuk lakon komedi, biasanya pola penceritaaan diulang-ulang, menjadi bahan tertawaan, menghibur orang lain, penuh dengan satir (sindiran) dan berujung peran utama mengalami kebahagiaan atau tragis akibat perbuatan dirinya sendiri.
Contohnya Si Kabayan, Karnadi Bandar Bangkong, Warkop Dono Indro Kasino, dan lain-lain.
Lakon tragedi komedi yang peran utama mengalami atau menjadi bahan tertawaan orang lain berujung dengan tragis atau mengalami penderitaan atau kematian, contohnya lakon adalah Si Pitung Jago Betawi, Samson Betawi, Mat Peci, Robin Hood, dan lain-lain.
3. Melodrama
Lakon melodrama, biasanya mengangkat tema-tema keluarga, percintaan atau kisah-kisah dua sejoli yang berjuang dalam memadu kasih, berujung dengan kebahagiaan atau happy ending.
Contohnya adalah cerita Romi dan Juli, Gita Cinta dari SMA, Si Doel Anak Sekolahan, dan lain-lain.
Demikian penjelasan jenis dan bentuk lakon dalam pentas seni. Selamat belajar!
(juh)