Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Keuangan Chatib Basri mengatakan penerbitan uang baru pecahan Rp 100 ribu diharapkan dapat meningkatkan transaksi menggunakan rupiah, bukan valuta asing. Dia berharap peluncuran ini dapat memberikan dampak psikologis bagi dunia usaha.
"Banyak kasus masih menggunakan mata uang asing dalam transaksi resmi,” kata Chatib di Jakarta, Senin (18/8). “Kita jadikan momentum ini untuk membuat rupiah jadi tuan rumah di negeri sendiri."
Pada uang baru itu tertera tulisan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Penandatangannya adalah Menteri Keuangan Chatib Basri dan Gubernur BI Agus Martowardojo.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Secara tampilan, uang pecahan Rp 100 ribu itu tidak jauh beda dari uang lama tahun emisi 2014. Dari segi ukuran, bahan, dan warna merahnya hampir mirip, hanya tulisan NKRI dan tandatangannya saja yang membedakan.
Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo berharap penerbitan uang baru Negara Kesatuan Republik Indonesia dapat meningkatkan transaksi rupiah di sejumlah wilayah perbatasan hingga transaksi di pelabuhan.
"Kami cukup prihatin karena masih banyak pihak yang tidak menghormati dan menggunakan rupiah. Transaksi di daerah perbatasan masih dijumpai nonrupiah bahkan juga di wilayah lain," kata Agus di Jakarta, Senin (18/8).
Salah satu simbol kedaulatan negara, menurut dia, adalah mata uang. Rupiah merupakan alat pembayaran yang sah dan wajib digunakan di seluruh NKRI. "Jika ada yang mencederai amanat undang-undang, pihak yang melanggar dapat dikenakan konsekuensi hukum sendiri," kata Agus.
Agus mendukung upaya pemerintah untuk meningkatkan transaksi rupiah, salah satunya dalam berbagai transaksi di pelabuhan yang selama ini masih menggunakan dolar.