Jakarta, CNN Indonesia -- PT Newmont Nusa Tenggara akhirnya mencapai kesepakatan dengan pemerintah Indonesia untuk merenegosiasi kontrak karya. Dalam negosiasi tersebut Newmont bersedia menaikkan royalti.
Direktur Utama Newmont Nusa Tenggara Martiono Hadianto berharap pihaknya dapat menandatangani nota kesepahaman dengan pemerintah Indonesia dalam beberapa hari ke depan.
"Secara prinsip sudah tercapai kesepakatan. Malam ini saya berdoa besok bisa di teken (MoU)" kata Martiono di Jakarta, Selasa (2/9).
Meski tidak menyebutkan detil pembicaraanya dengan Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian ESDM R Sukhyar, Martiono mengaku sudah menyepakati enam poin renegosiasi kontrak.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di tempat yang sama, Sukhyar mengatakan Newmont sudah sepakat menaikkan royalti, membayar bea keluar sebesar 7,5 persen, dan mengurangi jumlah lahan tambang.
Royalti emas disepakati naik menjadi 3,75 persen dari sebelumnya 1 persen. Royalti tembaga naik dari sebelumnya 3,5 persen menjadi 4 persen. Sedangkan royalti perak naik dari awalnya 1 persen menjadi 3,25 persen. "Ini sesuai dengan UU No 4 2009 tentang Minerba yang meminta para pihak bicara meningkatkan penerimaan negara," kata Sukhyar.
Pemerintah juga berencana mengenakan royalti unsur lain seperti platinum, selenium, timah hitam, dan lainnya jika ditemukan dalam aktivitas penambangan Newmont. "Kami sudah masukan itu dalam revisi kesepakatan," ucapnya.
Dalam kesepakatan tersebut pemerintah juga meminta perusahaan tambang milik Amerika Serikat itu meningkatkan dan memantau kandungan lokal yang digunakan dalam operasionalnya. "Estimasi saya kalau 10 persen saja local content, kita sudah rebut Rp 15 triliun. Saya sudah minta staf saya dan pelaku usaha barang dan jasa mana yang bisa dilakukan oleh nasional," tutur Sukhyar.
Setelah menandatangani
memorandum of understanding, pemerintah, kata Sukhyar, segera menyampaikan rekomendasi ekspor. Sehingga pekan ini Newmont bisa mengekspor konsentrat tembaganya. Perkiraan awal ekspor yang dilakukan sebanyak 50 ribu ton, dengan tujuan terbesar ke Jepang. "Insyallah minggu ini bisa ekspor ke Jepang, Cina, dan Spanyol," kata dia.
Proses renegosiasi pemerintah dan Newmont sempat terhenti sejak awal Juli menyusul gugatan Arbitrase yang dilayangkan Newmont ke badan arbitrase internasional. Namun setelah gugatan itu dicabut pada akhir Agustus perundingan kembali dimulai.