Jakarta, CNN Indonesia -- Analis Bank Danamon Dian Ayu Yustina mengatakan menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) memang bisa memberikan ruang fiskal bagi presiden terpilih Joko Widodo. Tapi kenaikan itu sebaiknya terjadi saat musim panen.
Musim panen adalah bulan Maret dan April. "Ketika masa panen, biasanya inflasi lebih rendah karena suplai barang itu lebih besar," ujar Dian, di Jakarta, selasa (2/9).
Pengamat dari Samuel Sekuritas, Lana Soelistianingsih, mengatakan pengurangan subsidi energi atau menaikkan harga BBM bisa dibantu dengan upaya mengontrol harga pangan. Untuk mencegah harga pangan naik saat harga BBM dinaikkan, pemerintah harus menguasai stok pangan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Ketika stok pangan ada di tangan pemerintah, maka harganya otomatis dapat dikontrol,” katanya.
Ekonom Bank Negara Indonesia (BNI) Ryan Kiryanto menilai pengurangan subsidi energi harus menjadi perhatian utama pemerintahan Jokowi saat hendak merevisi APBN 2015. Subsidi itu mencapai 19 persen dari anggaran belanja.
Jokowi, kata Ryan, harus bisa mengedukasi dan memberikan bukti kepada rakyat bahwa pengurangan subsidi energi pasti dialihkan kepada pembangunan infrastruktur untuk rakyat. “Sehingga rakyat mengerti kenapa harus membayar BBM lebih mahal,” ujarnya.
Pemerintahan Jokowi harus memastikan bahwa alokasi dana subsidi bisa dirasakan rakyat. Misalnya, pemberian kartu pintar dan kartu sehat yang harus lebih dulu diterima masyarakat sebelum harga BBM diputuskan naik. "Selama harga BBM hanya naik 30 persen, saya yakin masyarakat bisa menerima, kemarahan publik bisa diredam dengan kartu," katanya.
Dengan kenaikan harga BBM sebanyak 30 persen, pemerintah bisa mengalokasikan anggaran hingga Rp 100 triliun untuk program-program prioritas. Langkah ini harus segera dilakukan dengan merevisi RAPBN 2015.
Ryan menambahkan, lifting minyak tahun depan 845 ribu barel per hari harus dipenuhi agar impor minyak bisa ditekan. Apalagi, tahun depan Blok Cepu sudah beroperasi dan bisa memproduksi 100 ribu barel per hari. "Mestinya kalau impor minyak berkurang akan lebih surplus lagi," katanya.