Jakarta, CNN Indonesia -- PT Pertamina Geothermal akan menggelontorkan dana sebesar US$ 330 juta atau berkisar Rp 3,7 triliun untuk membangun Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Ulubelu unit 3 dan 4 di Lampung. Sumber dana diperoleh melalui skema pinjaman lunak antara Pemerintah dan World Bank.
"Pinjaman tersebut didapat karena Pemerintah Indonesia tengah berfokus pada pembangunan pembangkit listrik yang ramah lingkungan seperti PLTP. Dimana uang pinjaman didistribusikan dari Kemenkeu ke Bappenas, hingga akhirnya ke PGE," ujar Sekretaris Perusahaan PGE, Tafip Azimudin kepada CNN Indonesia, Kamis (4/9).
Untuk mempercepat pembangunan, kata Tafip, PGE telah menandatangani draft kerjasama dengan perusahaan konsorsium Sumitomo dan Rekayasa Industri. Rencananya, perusahaan konsorsium tersebut akan menggarap pembangunan
engineering, procurement, and construction (EPC) PLTP berkapasitas 2x55 megawatt itu. "Nantinya PGE bukan saja menjual panas, melainkan juga menjual listrik ke PLN," ungkap Vice President Corporate Communication PT Pertamina Ali Mundakir.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ali menargetkan pembangunan EPC PLTP Ulubelu unit 3 bisa selesai pada 2016. Sementara unit 4 diproyeksikan rampung 2017. PGE juga berencana membangun 8 unit PLTP lain terkait dengan program MP3EI (Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia). "Ini sudah menjadi komitmen Kami untuk mengembangkan pemanfaatan energi terbarukan di Indonesia," tutur Ali.
Sebelumnya, Direktur Utama PGE Rony Gunawan mengatakan sebanyak 8 unit PLTP yang akan dibangun hingga 2018 diantaranya, PLTP Kamojang unit 5 berkapasitas 35 mega watt yang rampung pada 2015, Karaha unit 1 berkapasitas 30 mega watt yang mulai memproduksi listrik pada 2016, Lumut Balai 1 dan 2 dengan kapasitas 2 x 55 mega watt yang dibangun pada 2016, serta pembangunan PLTP Hululais 1 dan 2 berkapasitas 2x55 mega watt yang selesai 2017 dan 2018.