Harga Gas Arun Diminta Tak Lebih dari US$ 12

CNN Indonesia
Senin, 08 Sep 2014 13:52 WIB
Ketua Koordinator Gas Indutri Kadin Indonesia, Ahmad Wijaya berpendapat, dioperasikannya fasilitas regasifikasi gas Arun tak lantas berdampak positif pada industri di Aceh dan Medan.
Jakarta, CNN Indonesia -- Ketua Koordinator Gas Indutri Kadin Indonesia, Ahmad Wijaya berpendapat, dioperasikannya fasilitas regasifikasi gas Arun tak lantas berdampak positif pada industri di Aceh dan Medan. Pasalnya, Ahmad bilang, pipanisasi Arun-Belawan yang menjadi jalur distribusi hanya mampu mengalirkan gas alam cair atau Liquefied Natural Gas (LNG). Dengan begitu pelaku industri pun akan membeli LNG yang harganya mencapai US$ 18 per mmbtu (million metric british thermal unit) atau hampir dua kali lipat dari harga gas bumi.

"Awalnya sih senang karena gas Arun akan mengalir lagi. Cuma saja yang jadi pertanyaan sekarang, berapakah harga yang akan diberikan?" ujar Ahmad kepada CNN Indonesia, Jumat (5/9).

Ahmad berharap Pertamina Gas (Pertagas) selaku pemilik fasilitas terminal dan regasifikasi melego gas Arun tak lebih dari US$ 12 per mmbtu. Estimasi ini mengacu pada harga gas bumi yang dijual di pulau Jawa dengan kisaran US$ 10 sampai US$ 12 per mmbtu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kalaupun ada kelebihan US$ 2, saya pikir itu angka yang sesuai untuk menutupi biaya investasi Pertagas di fasilitas regasifikasi. Lantaran sama-sama Merah Putih, sudah seharusnya Pertagas harus mendukung industri, dong," katanya.

Sebelumnya, PT Pertamina Gas (Pertagas) memastikan proyek pembangunan Arun LNG Receiving, Hub & Regasification Terminal sudah mencapai 95 persen. Dengan begitu, proyek regasifikasi gas yang sempat molor ini bisa dioperasikan pada Oktober mendatang. Saat ini, Pertagas pun tengah menghitung besaran harga untuk konsumen yang umumnya merupakan pelaku industri maufaktur.

“Kami harap, ada kerjasama yang baik pula dari pelaku industri, Pemerintah dana pihak lain. Agar nantinya gas Arun bisa menghidupkan kembali kawasan industri Aceh yang sempat tak beroperasi," ungkap Presiden Direktur PT Pertamina Gas Hendra Jaya, Kamis (4/9).
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER