Jakarta, CNN Indonesia -- Index Harga Saham Gabungan melanjutkan penguatannya hingga penutupan perdagangan hari ini ke level 5.246,48 naik 0,56 persen dari posisi kemarin. Aksi beli asing kian meningkat hingga mencapai Rp 561,17 miliar dari Jumat pekan lalu sebesar Rp 303,5 miliar.
Beberapa sektor penggerak diantaranya saham-saham infrastruktur naik 1.57 persen, perdagangan naik 1.07 persen, sektor keuangan naik 0.65 persen. Investor asing tercatat membeli saham-saham PT Telekomunikasi Indonesia (TLKM), PT Perusahaan Gas Negara (PGAS), PT Bank Mandiri (BMRI), PT Bank Central Asia (BBCA), dan PT Kalbe Farma (KLBF). Sedangkan saham yang banyak dijual asing antara lain PT Astra Internasional (ASII), PT Bank Rakyat Indonesia (BBRI), PT Semen Gresik (SMGR), PT Wika Beton (WTON), dan PT London Sumatera Indonesia (LSIP).
Sepanjang tahun ini, kepemilikan asing di saham mencapai Rp 57 triliun. Sedangkan pada surat berharga negara mencapai Rp 437 triliun.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Senior Portfolio Manager PT Manulife Aset Manajemen Indonesia Kenny Soejatman, investor asing akan mempertahankan dananya di Indonesia selama Bank Indonesia tetap mempertahankan suku bunga acuan (BI rate) di level 7,50 persen.
Selain itu, investor asing juga menanti realisasi pemerintahan baru untuk menaikkan harga bahan bakar minyak bersubsidi. Jika langkah itu dilakukan sebelum akhir tahun, menjadi pertanda baik bahwa reformasi akan berjalan. "Signal pertama yang ditunggu adalah pengurangan subsidi BBM," kata Kenny kepada CNN Indonesia, Senin (8/9).
Menurut dia, dengan diturunkannya subsidi BBM, maka beban fiskal pemerintah menjadi lebih ringan. Kenaikan harga itu juga dapat membendung impor BBM sehingga membantu perbaikan pada defisit berjalan Indonesia.
Keputusan bank sentral Eropa menurunkan suku bunga 10 basis poin menjadi 0,05 persen, menurut Kenny membuat nilai tukar euro melemah. Hal ini memicu perpindahan dana ke emerging market, termasuk Indonesia sehingga IHSG hari ini menguat. "Ditambah pula adanya efek sentimen positif dari Wall Street yang ditutup menguat Jumat kemarin menyusul berita gencatan senjata dalam krisis Ukraina," katanya.
Dana-dana asing itu, kata dia, bisa keluar sementara. Namun apapun alasannya untuk jangka panjang aliran dana itu masih terus masuk. Sebab bunga surat berharga negara Indonesia masih lebih tinggi dibandingkan Eropa dan Amerika Serikat. "Risiko kita juga lebih rendah karena utang Indonesia jauh lebih kecil," ujar dia.