Jakarta, CNN Indonesia -- Deutche Bank dan Sumitomo Mitsui Banking Corporation siap ekspansi untuk mendanai infrastruktur Indonesia. Bank-bank asing itu tertarik membiayai pembangunan pembangkit listrik.
Managing Director Chief Country Officer Kunardy Lie mengatakan pasca pemilihan presiden, pihaknya melihat pembangunan infrastruktur di Indonesia akan semakin atraktif.
"Investor konfiden dengan terpilihnya Joko Widodo sebagai presiden Indonesia dan ke depan kami yakin akan banyak kebutuhan pendanaan," kata Kunardy kepada CNN Indonesia kemarin.
Berdasarkan catatan, Deutche Bank baru saja menandatangani perjanjian pinjaman dengan PT Pelindo II untuk pembangunan pelabuhan baru Tanjung Priok. Pinjaman yang dikeluarkan untuk saat ini sebesar US$ 500 juta, dari total kebutuhan US% 1 miliar. Bunga pinjaman tersebut hanya 4,25 persen jauh lebih rendah dibandingkan pinjaman rupiah dari bank-bank lokal yang mematok 10 persen lebih.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada Juni lalu, seperti dikutip Bloomberg, Deutsche Bank melakukan survei, jika pasangan Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa memenangi pemilu, maka 56 persen investor akan menjual asetnya di Indonesia. Sedangkan jika pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla menang, maka sebanyak 74 persen investor akan membeli aset Indonesia.
Di tempat terpisah, Kepala Deputi Sumitomo Mitsui Banking Corp (SMBC) Asia Pasifik Chow Ying Hong mengatakan, masih menyiapkan dana sedikitnya US$ 100 juta untuk pembangunan pembangkit listrik di Indonesia. Saat bank asal Jepang itu tengah memfinalisasi pendanaan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Sarulla, Sumatera Utara senilai US$ 1,2 miliar.
"Kami sangat konsen terhadap pembangunan infrastruktur di Indonesia yang memiliki potensi sangat baik dan dan pembangunan infrastruktur di bidang energi," ujarnya di Jakarta, Senin (8/9).
Dalam sepuluh tahun terakhir, SMBC telah mengeluarkan pinjaman untuk pembangunan sektor infrastruktur di Indonesia sebesar US$ 3-5 miliar atau 30 persen dari total pinjaman dana yang dikeluarkan.