Jakarta, CNN Indonesia -- PT Newmont Nusa Tenggara belum bisa mengekspor konsentrat meski sudah menandatangani kontrak dengan pemerintah Indonesia pekan lalu. Sebab pembahasan terkait besaran kuota ekspor itu hingga kini belum ditentukan.
Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral R Sukhyar mengatakan masih ada beberapa hal yang harus diselesaikan Newmont. "Kuota ekspor konsentrat Newmont harus mengacu pada total kapasitas smelter," kata dia di Jakarta, Kamis (11/9).
Setelah penentuan kuota ekspor itu rampung, dia mengaku akan segera menyampaikan rekomendasi ekspor ke Kementerian Perdagangan. Namun, Newmont juga harus menyetorkan dana kesungguhan 5 persen dari investasi pabrik pemurnian (smelter) atau sebesar US$ 25 juta.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Sukhyar, kapasitas smelter kedua raja tambang asal Amerika Serikat itu hanya 1,6 juta ton. Newmont harus meminta kepastian dari Freeport terkait jatah ekspor tersebut.
Freeport dan Newmont tidak dapat mengekspor konsentrat tembaga menyusul dikeluarkannya aturan larangan ekspor konsentrat sejak awal tahun ini. Namun, Freeport sudah memulai ekspornya sejak bulan lalu, sedangkan Newmont relatif lebih lama akibat langkah arbitrase yang ditempuh Newmont ke pengadilan internasional.
Setelah mencabut arbitrase bulan lalu, Newmont akhirnya tunduk kepada pemerintah Indonesia untuk membayar royalti lebih besar dan menandatangani lima poin perjanjian lainnya.
Dalam master of understanding (MoU) itu, kuota ekspor yang diberikan kepada Newmont sebesar 170.000 ton konsentrat hingga akhir tahun. Namun untuk mencapai kuota tersebut, Newmont harus mendapatkan persetujuan lebih dulu dari Freeport mengenai pembagian kapasitas pasokan ke smelter Freeport. "Kami harap Freeport mau berbagi kapasitas untuk mencapai 170 ribu ton seperti yang sudah Kami sampaikan. Tapi itu hak Freeport karena dia pakai uang sendiri untuk bangun smelter," ujar Sukhyar.
Sebelumnya, Presiden Direktur NNT Martiono Hadianto menuturkan pasca penandatangan MoU pihaknya akan memperoleh izin ekspor dan melanjutkan produksi di tambang Batu Hijau. Newmont bahkan menargetkan ekspor konsentrat bisa dimulai sejak pekan lalu.