Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah meyakini pertumbuhan industri otomotif nasional akan mendorong ekspor kendaraan dan suku cadangnya sampai menembus angka US$ 4,5 miliar pada tahun ini.
"Kalau impornya US$ 2 miliar, maka perdagangan otomotif dan
spare parts akan surplus US$ 2,5 miliar," ujar Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi ketika membuka IIMS 2014 di Jakarta, Kamis (18/9).
Bahkan Lutfi meyakini nilai transaksi perdagangan sektor otomotif akan meningkat signifikan dalam lima tahun ke depan. Dia memprediksi nilai ekspor barang otomotif akan mencapai US$ 11 miliar pada 2019.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Maka dalam lima tahun ke depan otomotif akan jadi barang ekspor ketiga terbesar Indonesia, setelah sawit dan alas kaki," katanya.
Lutfi meminta agen tunggal pemegang merek (ATPM) dalam menjalankan bisnisnya tidak melupakan industri kecil dan menengah (IKM). Sebab, selama ini IKM otomotif di
tier 1 dan 2 menjadi penopang penopang utama industri otomotif dan suku cadang nasional.
"Boleh mobilnya mobil Jepang, investasinya investasi Jepang, mereknya merek Jepang, tapi suatu hari trennya harus jadi mobil Indonesia," kata Luthfi menegaskan.
Ketua Umum Gaikindo Sudirman M.R melaporkan ekspor kendaraan jadi (CBU) pada 2013 sebanyak 170,958 unit. Volumenya diyakini meningkat pada tahun ini, mengingat selama periode Januari-Agustus sudah mencapai 126.935 unit.
"Sampai akhir tahun kami perkirakan ekspor CBU mencapai 200.000 unit," ujarnya.
Untuk kendaraan rakit (CKD), tahun ini diperkirakan volume ekspornya mencapai 120.000 unit, lebih tinggi dibandingkan dengan realisasi 2013 yang sebesar 105.000 unit. "Karena selama Januari-Agustus saja sudah 71.000 unit."