Bos BCA Ajak Bank Lain Turunkan Bunga Deposito

CNN Indonesia
Rabu, 24 Sep 2014 17:10 WIB
BCA akan terus menurunkan suku bunga sampai akhir tahun mendatang, meskipun menghadapi risiko berkurangnya jumlah nasabah.
BCA masih melihat kemungkinan untuk dapat menurunkan lagi suku bunga deposito. (Foto: Dicky Sasra/detikFoto)
Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) Jahja Setiaatmadja menilai pelaku industri perbankan seharusnya bisa menurunkan suku bunga deposito mengikuti permintaan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Syaratnya penyaluran kredit ditahan tak lebih tinggi dari pertumbuhan dana pihak ketiga sehingga tidak membuat bank saling bersaing menambah likuiditas lewat iming-iming bunga.

"Kalau lending-nya sudah diturunkan, bank tidak akan sibuk mencari likuiditas. Setelah itu pelan-pelan bunga deposito turun,” kata Jahja, Rabu (24/9).

Jahja menjelaskan suku bunga deposito BCA sendiri sudah diturunkan dari yang awalnya paling tinggi 9,25%, menjadi 8,5% per September 2014. BCA masih melihat kemungkinan untuk dapat menurunkan lagi suku bunga deposito tersebut.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sementara untuk KPR, Jahja memastikan BCA sudah coba menurunkan suku bunganya sebesar 0,25 sampai 0,5 persen untuk meningkatkan pembiayaan di bidang perumahan. "Jadi sampai akhir tahun KPR BCA akan turun 0,75 persen menjadi 8,5 persen," ujarnya.

BCA rencananya akan tetap mempertahankan penurunan suku bunga sampai akhir tahun mendatang, meskipun risiko yang harus dihadapi adalah berkurangnya jumlah nasabah.

"Bank jangan hanya mengejar pertumbuhan, yang penting stabilitas keuangannya yang harus dijaga," ujarnya.

Pada semester I 2014, BCA membukukan laba bersih sebesar Rp 7,9 triliun naik 24,2 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 6,3 triliun. Laba bersih tersebut berasal dari meningkatnya pendapatan operasional sebesar 25 persen menjadi Rp 19,6 triliun dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Selama Januari-Juni 2014, portofolio kredit BCA naik 14,6% menjadi Rp 321,3 triliun. Kredit korporasi tercatat naik 16,3 persen menjadi Rp 106,4 triliun. Sementara kredit komersial dan UKM naik 14,9 persen menjadi Rp 127 triliun.

Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman Darmansyah Hadad sebelumnya meminta perbankan untuk menghentikan perang suku bunga karena dinilai sudah tidak sehat. Menurutnya, ada bank yang memberikan bunga 11% untuk deposito 1 bulan, jauh di atas bunga LPS. Lalu, Muliaman juga menyoroti tingkat suku bunga kredit mikro yang relatif tinggi dan tengah berkoordinasi dengan Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) untuk menentukan batas atas (capping) kredit mikro yang tergolong aman.

Gatot Suwondo, Ketua Himpunan Bank Negara yang juga Direktur Utama PT Bank Negara Indonesia menilai panasnya perang bunga deposito karena nasabah kerap membanding-bandingkan bunga-bunga deposito bank. "Makanya OJK mengimbau agar bank jangan mau diadu oleh nasabah," kata Gatot.

Selain nasabah, perang suku bunga juga terjadi karena dipicu oleh Badan Usaha Milik Negara seperti BPJS dan dana pensiun BUMN yang selalu memberi tender dana cukup besar dengan meminta bunga deposito tinggi.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER