Ingin Banyak Perusahaan IPO, OJK Izinkan Registrasi Online

CNN Indonesia
Kamis, 25 Sep 2014 12:30 WIB
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) akan mempermudah proses penawaran saham perdana (initial public offering/IPO) melalui sistem registrasi online. Hal ini diperlukan untuk meningkatkan minat perusahaan melantai di bursa dengan cara yang lebih singkat.
Foto; Adhi Wicaksono CNN Indonesia
Jakarta, CNN Indonesia -- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) akan mempermudah proses penawaran saham perdana (initial public offering/IPO) melalui sistem registrasi online. Hal ini diperlukan untuk meningkatkan minat perusahaan melantai di bursa dengan cara yang lebih singkat.

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK Nurhaida mengatakan selama ini perusahaan harus menyambangi Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk menyatakan minat dan pendaftaran IPO. "Akan ada perubahan, seperti penyederhanaan syarat dan ketentuan melakukan IPO," ujar dia di Jakarta, Kamis (25/9).

Dengan dipermudahnya proses IPO, dia berharap akan semakin banyak perusahaan di Indonesia yang mencatatkan sahamnya di BEI. Sehingga, upaya otoritas keuangan untuk memperdalam pasar modal bisa segera terwujud. "Selama ini ada pemahaman masuk pasar modal itu susah, kami ingin tekankan, siapapun bisa masuk pasar modal," ujarnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berdasarkan catatan BEI, jumlah perusahaan IPO pada 2013 naik menjadi 31 perusahaan dari tahun sebelumnya 23 perusahaan. Jumlah transaksi saham perhari juga meningkat 37 persen menjadi Rp 6,25 triliun pada 2013. Tahun ini, BEI menargetkan jumlah perusahaan yang IPO mencapai 30 perusahaan, sementara hingga Agustus 2014 setidaknya 17 perusahaan sudah melantai di bursa.

Tak hanya ingin menambah jumlah emiten, OJK juga berambisi memperbanyak investor pasar modal. Salah satu cara adalah dengan memperluas basis pemodal domestik hingga ke seluruh daerah.  Salah satu langkah yang dianggap dapat mendorong minat investor ritel berinvestasi saham adalah dengan mengurangi jumlah lot saham yang sebelumnya 500 saham per satu lot menjadi 100 saham per satu lot.

Dari sisi investasi reksadana, OJK, kata Nurhaida, akan membuka kesempatan bagi semua pihak sebagai agen penjual efek reksa dana (APERD). "Nantinya tidak hanya perbankan saja yang bisa melakukan jual beli saham, tapi perusahaan keuangan lainnya juga bisa," ujarnya.

Melalui langkah-langkah tersebut, Nurhaida optimistis jumlah investor domestik khususnya retail akan meningkat lebih pesat dengan adanya dukungan lembaga non bank yang juga menjadi APERD.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER