Isu Politik dan Harga Komoditas Lemahkan Industri Ban

CNN Indonesia
Minggu, 28 Sep 2014 11:33 WIB
Tak hanya industri ban, kekhawatiran memburuknya iklim demokrasi di Tanah Air juga dikhawatirkan oleh seluruh pelaku ekonomi.
Mobil-mobil yang akan diluncurkan pada pameran otomotif terbesar Indonesia International Motor Show (IIMS) 2014 di Jakarta International Expo Kemayoran, Kamis, (18/9/2014). (Foto Ilustrasi: M Safir Makki-CNN Indonesia)
Jakarta, CNN Indonesia -- Anjloknya harga komoditas dan pemanasan suhu politik di Tanah Air membuat lesu industri ban nasional. Asosiasi Perusahaan Ban Indonesia (APBI) memperkirakan produksi ban tahun ini kembali susut sekitar 2 persen menjadi 48 juta unit.

Ketua APBI Azis Pane menuturkan produksi ban nasional setiap tahun rata-rata turun 1 juta dalam kurun empat tahun terakhir. Apabila pada 2011 produksi ban Indonesia mencapai 51 juta unit, maka pada periode berikutnya turun menjadi 50 juta unit pada 2012 dan menjadi 49 juta unit pada 2013.

"Produksi ban tahun ini kami perkirakan hanya 48 juta unit," ujar Azis kepada CNN Indonesia, Ahad (28/9).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurutnya, ada faktor eksternal dan internal yang memperlemah bisnis ban. Anjloknya harga-harga komoditas, seperti batubara, karet, sawit, dan lainnya berdampak negatif terhadap menurunnya permintaan ban.

"Lalu banyak manuver yang dilakukan politisi pada tahun ini, seperti terakhir polemik pemilihan Kepala Daerah lewat DPRD, itu membuat pengusaha wait and see," jelasnya.

Tak hanya industri ban, kata Azis, kekhawatiran memburuknya iklim demokrasi di Tanah Air juga dikhawatirkan oleh seluruh pelaku ekonomi. Mayoritas pengusaha saat ini menunggu figur-figur yang akan mengisi kabinet Pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla serta kebijakan ekonomi yang akan diambil.

Tudingan Kartel

Azis Pane menambahkan fokus pebisnis ban nasional saat ini juga terganggu oleh dugaan kartel yang dituduhkan oleh Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU). Untuk itu, APBI tengah meminta fatwa dari Kementerian Perindustrian, Kamar Dagang dan Industri (Kadin), dan DPR untuk menampik tudingan KPPU.

"Tudingan KPPU ini merusak konsentrasi kami dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) 2015," ujar Azis mengeluhkan.

Sebelumnya, KPPU menduga enam anggota APBI melakukan kartel bisnis selama periode 2009- 201. Keenam anggota APBI tersebut antara lain PT Bridgestone Tire Indonesia, PT Sumi Rubber Indonesia, PT Gajah Tunggal Tbk, PT Goodyear Indonesia Tbk, PT Elang Perdana Tyre Industry, dan PT Industri Karet Deli.

KPPU mensinyalir keenam produsen ban besar tersebut melakukan kongkalikong harga jual dan produksi ban kendaraan roda empat kelas penumpang dengan ring 13, 14, 15, dan 16.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER