Mobil Murah Tak Lagi Murah

CNN Indonesia
Rabu, 01 Okt 2014 09:27 WIB
Pemerintah merestui kenaikan harga jual mobil murah ramah lingkungan (LCGC) jenis Agya dan Ayla per 1 Oktober sebesar 6,6 persen secara bertahap.
Harga mobil murah keluaran Toyota naik Rp 3 juta per 1 Oktober (Detik/Rachman Haryanto)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Perindustrian telah memberikan persetujuan kenaikan harga mobil murah ramah lingkungan (LCGC) kepada Toyota Agya dan Daihatsu Ayla. Kenaikan itu sesuai permintaan pabrikan mobil karena tingginya biaya produksi.

Direktur Jenderal Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Budi Darmadi menjelaskan produsen mobil bisa meninjau ulang harga jual setelah satu tahun, sesuai angka inflasi. "Daihatsu Ayla dan Toyota Agya naik lebih dulu karena sudah sesuai aturan," ujar Budi ketika dihubungi, Rabu (1/10).

Budi menjelaskan, saat ini baru Toyota Agya dan Daihatsu Alya yang sudah beredar di pasaran selama satu tahun. Sementara Honda Brio Satya dan Suzuki Karimun Wagon R belum genap satu tahun, sehingga belum mendapatkan persetujuan kenaikan harga.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Presiden Direktur PT Astra Daihatsu Motor Sudirman MR saat menghadiri Indonesia International Motor Show (IIMS) 2014 pada 22 September lalu mengungkapkan, permintaan perseroan untuk menaikkan harga Daihatsu Ayla sebesar 6,72 persen tidak sepenuhnya disetujui. Pemerintah hanya mengizinkan kenaikan harga sebesar 6,6 persen. "Kenaikan tarif listrik dan nilai tukar rupiah yang melemah terhadap dolar telah menyebabkan inflasi 6,72 persen. Sementara waktu kebijakan LCGC ditetapkan dolar baru Rp 9.300 ," ujar Sudirman.

Sementara itu, PT Toyota Astra Motor (TAM) dengan merk mobil murah Agya menaikkan harga sekitar 3 persen atau rata-rata Rp 3 juta per 1 Oktober 2014. "Kalau mengikuti pemerintah kami boleh menaikan hingga 6 persen, tapi untuk Agya kami hanya 3 persen atau Rp 3 jutaan" ujar Direktur Pemasaran TAM Rahmat Samulo kepada CNN Indonesia.

Kenaikan harga Agya, kata dia, tidak setinggi yang diperbolehkan pemerintah karena mempertimbangkan daya beli masyarakat. Hal itu juga berbarengan dengan penambahan sejumlah fitur baru pada tipe Agya tertentu, seperti wiper, Eco incicator dan speaker belakang. "Untuk sekarang kami hanya 3 persen, ke depan akan kita sesuaikan bertahap," jelasnya.

Kenaikan haga tersebut, lanjut Rahmat, diharapkan tidak berpengaruh signifikan terhadap penjualan. TAM menargetkan penjualan Agya per bulan sekitar 4.000-5.000 unit pada tahun ini. "Secara keseluruhan kami menargetkan penguasaan pasar Toyota 34 persen sampai 35 persen," katanya.

Pada 2015, Rahmat belum berani berspekulasi soal potensi pasar otomotif. Menurutnya, ada sejumlah faktor yang perlu dipertimbangkan, terutama dampak dari rencana kenaikan harga BBM bersubsidi. "Pengaruhnya pasti ada, tapi kami setuju karena akan ada penambahan infrastruktur yang bisa menggerakan ekonomi," tandasnya.

Mobil murah ramah lingkungan ini mulai dipasarkan di Indonesia pada September 2013. Mobil tersebut lebih irit bahan bakar namun sejatinya harus sejatinya tidak menggunakan BBM bersubsidi. Jika rata-rata mobil mengonsumsi BBM 12 kilometer/liter, namun LCGC ini bisa mencapai 20 kilometer/liter. Berdasarkan data Gaikindo, produksi mobil murah ini sudah mencapai 150 ribu unit pada 2014 dibandingkan tahun lalu hampir 53 juta unit.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER