PONSEL DI PENERBANGAN

Indonesia (Mungkin) Tiga Tahun Lagi

CNN Indonesia
Senin, 29 Sep 2014 17:14 WIB
Indonesia perlu tiga tahun lagi sebelum menerapkan bebas bertelepon di pesawat terbang. Kalau sekarang, bisa bikin keributan dalam kabin.
Ilustrasi (Mario Ragma/Gettyimages)
Jakarta, CNN Indonesia -- Regulator keselamatan penerbangan di Eropa sudah mengizinkan penggunaan telepon di dalam pesawat. Tapi penumpang pesawat di Indonesia sepertinya harus bersabar tiga tahun lagi.

Muhammad Budhi Setiawan, Direktur Jenderal Sumber Daya dan Perangkat Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika mengatakan secara teknis penggunaan ponsel dalam penerbangan itu sudah aman.

Tapi untuk pasar Indonesia ada banyak aspek yang perlu dipertimbangkan. “Lebih pada soal etika, kondisi di pesawat menjadi sangat ribut jika penumpang berbincang di telepon sehingga mengganggu kenyamanan penumpang lain," kata Setiawan kepada CNN Indonesia, Senin (29/9).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Maskapai Garuda Indonesia sebetulnya sudah memiliki pesawat jenis Boeing 777 yang mendukung pemakaian telepon di penerbangan. Tapi regulasi Indonesia belum mengizinkan hal tersebut.

Hal itu diatur dalam regulasi oleh Kementerian Perhubungan. "Mungkin undang-undang kementerian perhubungan dulu yang harus direvisi, kalau dari Kominfo rasanya sudah cukup aman," ujar dia.

Menurut Setiawan, kemajuan teknologi tak bisa dibendung. Apalagi Indonesia merupakan negara kepulauan yang jarak tempuh satu dan lainnya cukup jauh.

Pemerintah, ujar Setiawan, mungkin bisa mempertimbangkan pembebasan ponsel untuk jarak jauh. Contohnya dari Aceh ke Papua. "Masalahnya kalau di negara tetangga kita belum membebaskan toh sama juga bohong, bisa hidup di Indonesia tapi di Singapura harus mati misalnya," ucap dia.

Teknologi komunikasi yang sudah bisa dipakai dalam pesawat adalah WiFi. Operator telekomunikasi PT Telekomunikasi Indonesia Tbk sudah mempunyai teknologi tersebut.

Penyedia infrastruktur WiFi di pesawat sendiri makin meningkat. Bahkan diharapkan ke depan bisa ditanamkan semacam BTS di pesawat agar komunikasi bisa berjalan tanpa hanya mengandalkan WiFi.

"Tapi untuk menggunakannya pun belum tentu banyak peminat, saya saja ke Korea pakai Garuda masih enggan beli WiFi-nya karena mahal," kata Setiawan.

LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER