Kiamat Angkutan Umum Akibat Mobil Murah

CNN Indonesia
Rabu, 01 Okt 2014 15:46 WIB
"Pemerintah semakin tidak sensitif dengan kepentingan pengusaha angkutan umum." Eka Sari Lorena Soerbakti, Ketua Umum Organda
Masyarakat lebih memilih membeli mobil murah dibandingkan naik angkutan umum. (detikFoto/Jhoni Hutapea)
Jakarta, CNN Indonesia -- Organisasi Pengusaha Nasional Angkutan Bermotor di Jalan (Organda) menuding kebijakan mobil murah ramah lingkungan yang dikeluarkan pemerintah sejak 1 Juli 2013 semakin mempersulit bisnis anggotanya. Eka Sari Lorena Soerbakti, Ketua Umum Organda mengatakan hadirnya mobil murah justru membuat angkutan umum semakin ditinggalkan masyarakat.

"Pemerintah semakin tidak sensitif dengan kepentingan pengusaha angkutan umum. Bukannya memberi insentif bagi kami untuk membeli suku cadang yang semakin mahal, tetapi justru membebaskan pajak untuk perusahaan yang memproduksi mobil murah," ujar Eka kepada CNN Indonesia, Rabu (1/10).

Eka menambahkan insentif pajak yang diberikan pemerintah untuk mobil murah justru menjadi terbuang sia-sia, karena para pemilik mobil murah masih banyak yang membeli bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi. Subsidi BBM belakangan menjadi isu utama yang harus diselesaikan pemerintah karena nilainya terus membengkak seiring dengan meningkatnya konsumsi BBM bersubsidi dan melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bahkan, presiden terpilih Joko Widodo dan wakilnya Jusuf Kalla beberapa kali melontarkan sinyal akan menaikkan harga BBM bersubsidi tersebut dan mengalihkannya untuk membiayai program lain yang manfaatnya dirasakan langsung oleh masyarakat. "Kalau ada kenaikan harga BBM bersubsidi, Organda akan mengizinkan anggotanya menaikkan tarif angkutan umum 20-30 persen karena biaya operasional sudah pasti naik," kata Eka.

Dia mengaku Organda telah melaporkan rencana kenaikan tarif angkutan umum tersebut kepada Kementerian Perhubungan dan akan direalisasikan pada saat harga BBM bersubsidi naik.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER