Jakarta, CNN Indonesia -- Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) memprediksi pasar otomotif nasional mengalami stagnasi pada tahun ini. Melambatnya kinerja perekonomian dan kurang bersahabatnya kebijakan harga bahan bakar minyak bersubsidi menjadi faktor penghambat pertumbuhan industri otomotif.
"Kalau tahun lalu penjualan 1,23 juta unit, mungkin tahun ini stagnan tidak beda jauh sekitar 1,25 juta sampai 1,3 juta unit," ujar Ketua I Gaikindo Jongkie D. Sugiarto kepada CNN Indonesia, Rabu (1/10).
Selain perlambatan ekonomi, Jongkie menyebut sejumlah faktor lain membuat pasar otomotif nasional kurang bergairah. Antara lain kenaikan upah buruh, inflasi, dan pelemahan Rupiah. "Lalu tarif listrik yang naik setiap kuartal juga mempengaruhi," katanya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berdasarkan segmentasi, Jongkie melihat konsumen
multi purpose vehicle (MPV) banyak yang beralih ke mobil murah hemat bahan bakar (LCGC). Faktor hemat bahan bakar dan fitur yang mumpuni menjadi daya tarik lebih LCGC. "Hingga akhir tahun LCGC bisa terjual 170 ribuan, naik sekitar 5 persen dibandingkan penjualan 2013," kata Jongkie.
Terkait rencana kenaikan harga BBM bersubsidi, Jongki berharap dampak negatifnya bisa dikompensasi oleh peningkatan pendapatan masyarakat kelas menengah sehingga daya beli kendaraan roda empat tetap terjaga. Data Gaikindo menyebutkan sampai Agustus 2014 total produksi mobil nasional mencapai 878.546 unit, naik 13,84 persen dibandingkan periode yang sama di 2013 sebanyak 771.718 unit.