Jakarta, CNN Indonesia -- Pelaku pasar meragukan kesuksesan Presiden terpilih Joko Widido dalam menjalankan program prioritas ke depan. Melihat semakin kuatnya partai oposisi Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dapat menyulitkan langkah Jokowi merevisi APBN 2015.
Josua Pardede, Ekonom Bank Permata mengatakan pemerintahan Jokowi dituntut untuk bekerja cepat di awal-awal masa pemerintahannya untuk memulihkan kepercayaan investor. "Jokowi akan menghadapi kekuatan oposisi yang bisa menyulitkan mencapai target pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi dalam beberapa tahun ke depan," kata Joshua, Kamis (2/10).
Dini hari tadi, DPR RI melewati pemilihan ketua DPR dengan alot hingga akhirnya memilih Setya Novanto dari Partai Golkar selaku oposisi pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat ini, kata Josua, sentimen investor asing tak hanya dipengaruhi faktor eksternal terkait akan naiknya suku bunga di Amerika Serikat, tapi juga situasi politik di dalam negeri. Minat investasi asing mulai berkurang ke portofolio dalam negeri, diantaranya terlihat dari berkurangnya porsi asing di obligasi pemerintah. Dalam satu bulan porsi kepemilikan asing di obligasi turun hampir setengah, dari US$ 1,4 miliar pada Agustus menjadi hanya US$ 75 juta pada September kemarin.
Tak hanya di instrumen obligasi, minat beli asing juga kian berkuran di instrumen saham hingga mencatat nilai jual sebesar Rp 5 triliun dalan sepekan terakhir. "Hal ini juga terlihat dari terus melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Karena rupiah ini cukup sensitif atas isu politik di dalam negeri," ujar dia.
Josua menilai salah satu cara memulihkan kepercayaan investor asing adalah dengan komitmen Jokowi menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) sebesar Rp 3.000 pada November mendatang. Dengan adanya diskresi bagi pemerintahan baru untuk menaikkan BBM tanpa restu DPR, maka Jokowi bisa dengan menjalankan kebijakan pengurangan subsidi tersebut. "Kenaikan selanjutnya bisa dilakukan pada akhir tahun depan meski tampaknya akan menghadapi kuatnya oposisi di DPR," ujar dia.
Menurut dia, komitmen Jokowi untuk mengisi kursi menteri-menteri ekonomi dari kalangan profesional harus direalisasikan. Posisi penting untuk menteri ekonomi profesional antara lain Kementerian ESDM, Kementerian Perdagangan, Kementerian Keuangan, dan Kementerian Pertanian.
Sementara, Reliance Securities dalam daily note nya menyebutkan, meskipun kondisi politik yang tidak kondusif di dalam negeri, namun investor optimistis pada 20 Oktober mendatang, pemerintahan mendatang akan mendapatkan dukungan kuat.
Siang ini, Index Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah 1,88 persen ke 5.044,22 pada akhir sesi I. Sepanjang hari ini, indeks bergerak pada kisaran 5.039,32-5.107,11. Dari 502 saham yang diperdagangkan, hanya 35 saham yang menguat, sedangkan 274 saham melemah, dan 193 saham stagnan. Saham sektor industri mencatat penurunan terdalam hingga 3,63 persen. Aksi jual asing di saham pada penutupan sesi I mencapai Rp 650,35 miliar.