Jakarta, CNN Indonesia -- Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mulai menangkap kegalauan investor asing dan domestik dalam merespon dinamika politik Indonesia yang memanas. Namun, hal itu tidak sampai menunda atau menggagalkan rencana investasi langsung para pemilik modal tersebut.
Himawan Hariyoga, Deputi Kepala BKPM Bidang Promosi Penanaman Modal mengaku saat dirinya melakukan promosi investasi ke Wina-Austria, Portugal dan Amerika Serikat, beberapa calon investor mempertanyakan kondisi politik Indonesia yang memanas akibat ketidakharmonisan parlemen dengan pemerintahan mendatang. “Bukan keluhan, tapi concern dan tanya-tanya saja,” ujarnya di Jakarta, Selasa (7/10).
Akan tetapi, lanjut Himawan, banyak juga pemodal yang sudah investasi puluhan tahun mulai terbiasa dengan perubahan kondisi politik dan sosial di Indonesia. Karenanya, pemanasan tensi politik saat ini relatif tidak signifikan mempengaruhi rencana ekspansi mereka di tanah air. “Mereka yang sudah melihat evolusi politik pada 1997-1998 yakin ini bagian dari dinamika demokrasi kita,” kata dia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Terpilihnya poresiden dan wakil presiden dari kalangan pengusaha, kata Himawan, memberikan optimisme lebih bagi para pemilik modal. Investor yakin pengalaman bisnis Joko Widodo dan Jusuf Kalla akan berpengaruh positif terhadap kebijakan ekonomi yang akan diambil.
Menurutnya, karakter investor pasar modal dengan pelaku investasi langsung, berbeda. Investor pasar modal cenderung mudah terpengaruh gejolak makro dan politik karena investasinya bersifat jangka pendek. “Tapi tidak untuk pemodal jangka panjang karena mereka sudah punya perhitungan jangka panjang dan memasukkan faktor jangka pendek dalam kalkulasi bisnisnya,” ujar Himawan.