MANUFAKTUR

2015, Investasi Bisa Tembus Rp 210 Triliun

CNN Indonesia
Kamis, 09 Okt 2014 12:21 WIB
Industri manufaktur menciptakan lapangan kerja yang besar sehingga dapat menyumbang pertumbuhan ekonomi Indonesia
Ekspansi Industri China Makin Menggeliat (Detik/Rachman Haryanto)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Perindustrian menargetkan peningkatan investasi di sektor manufaktor sebesar 28,57 persen menjadi Rp 270 triliun dari tahun ini Rp 210 triliun. Indonesia diyakini menjadi pasar yang menjanjikan di tengah pelemahan ekonomi dunia.

Agus Tjahajana Wirakusumah, Direktur Jenderal Kerjasama Industri Internasional Kementerian Perindustrian mengatakan peningkatan investasi manufaktur akan terjadi pada sektor pengolahan makanan, tekstil dan sepatu, farmasi, kosmetik, peralatan medis, elektronik, teknologi informasi, pembangkit listrik, dan transportasi.
"Tidak usah berbicara efek ekonomi global, karena masyarakat Indonesia sudah menjadi pasar yang besar untuk pemasaran produk-produk itu karena sangat dibutuhkan," kata Agus, Kamis (9/10).

Agus menyebutkan dengan jumlah penduduk mencapai 250 juta jiwa dan jumlah kelas menengah yang diperkirakan meningkat menjadi 141 juta orang pada 2020 dari 80 juta orang saat ini, tentu tidak akan membuat investor mengalihkan investasi manufakturnya ke negara lain.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tinggal bagaimana pemerintah memberi kemudahan investasi bagi calon investor saja, maka perkiraan tersebut bisa dicapai," kata Agus.

Mahendra Siregar, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal melihat telah terjadi perubahan tren investasi di Indonesia dalam delapan tahun terakhir. Jika delapan tahun lalu investor banyak yang menanamkan modalnya pada sektor sumber daya alam mineral dan perkebunan, kini sektor manufaktur menjadi idola. "Tahun lalu saja investasi di sektor manufaktur berkontribusi 60 persen terhadap total investasi riil di Indonesia. Ini positif karena manufaktur menyerap lebih banyak tenaga kerja dan memberikan nilai tambah bagi produk Indonesia," kata Mahendra.

Melihat tren tersebut, Mahendra mengaku optimistis investasi sektor riil yang masuk ke Indonesia tahun depan bisa meningkat 15 persen dibandingkan target investasi tahun ini sebesar Rp 456,6 triliun. Namun, hingga semester I 2014, realisasi investasi baru mencapai 48,8 persen atau Rp 222,8 triliun.

"Nilai investasi tumbuh 15 persen tahun depan tentu dengan catatan pertumbuhan ekonomi bisa mencapai 5,5 persen. Kalau pemerintah mendatang mampu meningkatkan infrastruktur, tentu target itu lebih mudah tercapai," kata Mahendra
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER