Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Koordinator bidang Perekonomian Chairul Tanjung menilai ketakutan pelaku pasar terhadap ketidakharmonisan pemerintah mendatang dengan Dewan Perwakilan Rakyat menyebabkan pasar saham dan nilai tukar rupiah terpuruk. Untuk itu, dia meminta kedua kubu yang bertikai duduk dan mencari solusi bersama permasalahan bangsa untuk membalikkan keadaan.
"Saya bisa merasakan ada ketakutan, ada nervous yang dihadapi pasar terkait hal ini," ujar Chairul Tanjung di Jakarta, Kamis (9/10).
Pengalaman menjadi pengusaha lebih dari 30 tahun, kata CT sapaan akrab Chairul Tanjung, membuatnya mengerti sekali apa yang sedang dirasakan oleh pelaku pasar saat ini. Dua kelompok politik yang saling menguasai pemerintahan dan parlemen telah membuat pelaku pasar takut dan khawatir. "Masing-masing kelompok itu tidak saling ganggu saja pasar sudah takut, apalagi kalau saling ganggu, pasar berhenti bekerja," ujar CT.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, permasalahan bangsa ini terlalu kompleks dan tidak bisa diselesaikan oleh satu kelompok saja."Duduk bersama saja, belum ketemu solusi, iris kuping saya kalau pasar tidak rebound. Apalagi ada kesepakatan untuk membangun bersama, selesai masalah bangsa ini," tuturnya.
Raden Pardede, Wakil Ketua Komite Ekonomi Nasional (KEN), mengatakan bukan tidak mungkin ekonomi Indonesia tumbuh tinggi hingga 10 persen di tengah kondisi politik saat ini. Asalkan, kebijakan investasi didorong ke penanaman modal langsung yang jangka panjang ketimbang portofolio yang bersifat jangka pendek. " Politik itu selalu berubah, dengan kondisi saat ini bukan tidak mungkin mencapai itu. Karena akan capek juga mereka," katanya.
Berdasarkan catatan CNN Indonesia, kegaduhan politik yang terjadi sebulan terakhir telah membuat Index Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak bagai
roller coaster. Kemarin setelah ditetapkannya ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Zulkifli Hasan dari partai oposisi, IHSG anjlok 1,5 persen ke level 4.958,52. Sebelumnya pada saat Ketua DPR juga dimenangi oleh Golkar sebagai partai oposisi, IHSG pun anjlok hampir 1 persen. Begitu pun saat dikeluarkannya undang-undang pemilihan umum kepala daerah (Pilkada) melalui DPRD juga membuat IHSG anjlok. Tak hanya itu, nilai tukar rupiah juga turut melemah. Meski tak sepenuhnya pergerakan itu disebabkan sentimen politik karena ada juga faktor global, namun investor turut memperhatikan dinamika politik dalam negeri.