MASYARAKAT EKONOMI ASEAN

Bos Panasonic: Indonesia Belum Siap Ikut MEA

CNN Indonesia
Senin, 13 Okt 2014 19:09 WIB
Ketergantungan industri dalam negeri akan produk impor sebagai bahan baku merupakan salah satu contoh kelemahan yang akan merugikan Indonesia.
Pekerja di pabrik PT Pindad sedang mengoperasikan mesin perakit senjata. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia -- Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) yang akan berlaku tahun depan menimbulkan banyak reaksi dari berbagai kalangan. Salah satunya adalah mengenai ketidaksiapan Indonesia untuk bersaing dalam pasar terbuka tersebut.

Rahmat Gobel, Presiden Komisaris PT Panasonic Gobel Indonesia berpendapat industri alat elektronik Indonesia belum siap bersaing dengan pelaku industri dari negara Asean lainnya. Sebab industri dalam negeri masih sangat bergantung pada produk impor. "Sepertinya Indonesia terlalu sibuk dengan politik saja. Sehingga kesiapan untuk masuk MEA kurang diperhatikan." ujar Rahmat, Senin (13/10).

Dia menilai selama ini pemerintah belum memiliki regulasi yang kuat untuk melindungi pelaku industri pasar dalam negeri dari serbuan produk luar. "Apalagi impor ilegal masih sangat tinggi di Indonesia, belum lagi produk yang dengan Standar Nasional Indonesia (SNI) yang palsu. Inilah yang menggerogoti pasar Indonesia," ujarnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurutnya pelaku usaha juga belum mampu memanfaatkan kondisi kekurangan yang ada di Indonesia menjadi sebuah peluang bisnis dan kurang memanfaatkan pangsa yang ada di pasar dalam negeri sehingga Indonesia hanya berorientasi pada impor. Dia mencontohkan industri elektronik yang mampu membangun pabrik di dalam negeri tetapi ternyata masih sering mengimpor komponen-komponen karena biayanya lebih murah dibandingkan harus membuat sendiri.

"Seperti membuat kulkas, kompresornya masih harus impor karena impor masih murah dibandingkan buat sendiri," ujarnya.

Untuk itu Rahmat mengusulkan kepada pemerintah agar lebih memperhatikan harmonisasi tarif yang harus disempurnakan dan memberikan insentif kepada pengusaha lokal yang akan berkiprah di pasar ekspor. "Misalnya insentif bunga bank yang rendah," katanya.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER