Jakarta, CNN Indonesia -- Maskapai penerbangan Sriwijaya Air menargetkan jumlah penumpang sebanyak 9,5 juta pada tahun ini dan meningkat hingga 12 persen pada 2015. Untuk itu, Sriwijaya Air akan membuka jalur penerbangan baru ke sejumlah kota di Tiongkok, Malaysia, Banglades, dan Indonesia Timur.
"Untuk regional ekspansi kami di 2015 itu ke beberapa kota di Tiongkok dan Malaysia, lalu Bangladesh itu Dhaka, sedangkan Indonesia Timur mungkin ke Lombok," kata Agus Sudjono, Senior Corporate Communication Sriwijaya Air, kepada CNN Indonesia, Rabu (15/10).
Menurutnya, pembukaan rute penerbangan baru ke beberapa kota di Tiongkok pada tahun ini terbukti mampu membuat Sriwijaya Air bertahan dari krisis biaya tinggi. Strategi ini akan dilakukan kembali pada 2015 guna meraup laba valuta asing di tengah nilai tukar rupiah yang terdepresiasi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Di kala semua maskapai diterpa krisis biaya tinggi karena depresiasi rupiah, mungkin hanya kami satu-satunya yang neracanya tetap sehat," ujarnya.
Agus mengatakan penambahan rute baru juga efektif meningkatkan jumlah penumpang. Langkah ini juga berhasil membuat Sriwijaya tak menaikkan tarif.
"Mungkin kami satu-satunya maskapai yang
survive," katanya mengklaim.
Berdasarkan catatan Agus, jumlah penumpang Sriwijaya Air selama periode Januari hingga Agustus 2014 sudah lebih dari 6 juta dari target akhir tahun 9,5 juta. "Tahun depan kami menargetkan pertumbuhan penumpang tujuh sampai 12 persen," ujarnya menjelaskan.
Agus Sudjono menambahkan Sriwijaya Air sejauh ini masih fokus menyasar pelanggan di kelas menengah atau
medium services. Menurutnya, perusahaanya tidak terpengaruh dengan aksi korporasi sejumlah kompetitornya yang mulai membidik kelas premium atau
full services.
"Kita masih tetap dengan pelanggan loyal kami di kelas medium," katanya.