Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan menyebutkan Bandara Halim Perdanakusuma secara hukum dimiliki oleh TNI Angkatan Udara. Sehingga, dirinya tak dapat berbuat sesuatu untuk BUMN yang terusir dari pengelolaan bandara tersebut yakni PT Angkasa Pura II.
"Halim itu bandara TNI AU bukan milik Angkasa Pura, sepenuhnya angkatan udara untuk memutuskan apapun. Saya tidak akan membicarakan apapun," kata Dahlan di Jakarta, Kamis (16/10).
Mahkamah Agung (MA) pada Juli lalu telah memenangkan anak usaha Lion Group, PT Angkasa Transportindo Selaras, sebagai pengelola Bandara Halim Perdanakusuma. Padahal selama ini kontrak pengelolaan bandara dipegang oleh PT Angkasa Pura II.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lion Group bahkan menyiapkan dana sebesar Rp 5 triliun untuk pengembangan Bandara Halim seluas 21 hektar. Hal itu dilakukan dengan pengembangan area terminal, kelengkapan bandara, runway, dan pembangunan monorel khusus Bandara Halim Perdanakusuma. Sementara salah satu BUMN karya bertindak selaku kontraktor proyek tersebut yakni PT Adhi Karya.
Sementara itu, Lion Group masih membuka kesempatan maskapai lain untuk mengelola bandara tersebut. "Sebagai pemilik lahan kami berhak mengelola, tapi kami tidak menutup kemungkinan menjalin kerjasama dengan orang lain," ujar Edward Sirait Direktur Umum Lion Air di Jakarta, Rabu (15/10).
Lion Air, kata dia, berhak menentukan sendiri siapa yang akan membantu pihaknya dalam mengelola bandara milik TNI AU tersebut. "Karena kami penguasa tanahnya. Jadi kami yang tentukan siapa yang bisa ikut mengelola," lanjut Edward.
Saat ditanya mengenai adanya kemungkinan Lion bekerjasama dengan Angkasa Pura II untuk mengelola Halim, Edward menjawab normatif. "Saya tekankan dengan siapapun kami siap bekerjasama," ujar Edward.
Menurut Edward, kini pihaknya hanya fokus terhadap rencana pengembangan Halim Perdanakusuma sebagai pintu gerbang utama untuk masuk ke Indonesia, mengalahkan Bandara Soekarno-Hatta yang kini sudah sangat padat. "Saat ini yang harus kami bicarakan dengan TNI AU adalah bagaimana meningkatkan pelayanan Halim mengingat perkembangan di Bandara Soekarno-Hatta yang stagnan," tutupnya.