REALISASI INVESTASI

Investasi Kuartal III 2014 Naik 19,3 Persen

CNN Indonesia
Jumat, 17 Okt 2014 11:22 WIB
Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat realisasi investasi Januari-September mencapai Rp 342,7 triliun. Pertumbuhan nvestasi asing stagnan.
Kepala BPKM Mahendra Siregar mempresentasikan kinerja investasi Kuartal III 2014 (CNNIndonesia/Gentur Putro Jati)
Jakarta, CNN Indonesia -- Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat realisasi investasi pada kuartal III 2014 naik 19,3 persen menjadi Rp 119,9 triliun dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 100,5 triliun. Nilai uang yang ditanamkan investor dalam negeri (PMDN) tumbuh lebih tinggi dibandingkan investor asing (PMA) yang cenderung stagnan.

Mahendra Siregar, Kepala BKPM mencatat nilai PMDN naik 24,2 persen menjadi Rp 41,6 triliun dibandingkan Rp 33,5 triliun di kuartal III 2013. Sementara nilai PMA tumbuh lebih rendah sebesar 16,9 persen menjadi Rp 78,3 triliun dibandingkan Rp 67 triliun di kuartal III 2013.

"Tetap meningkatnya nilai investasi membuktikan kepercayaan investor terhadap kondisi fundamental ekonomi dan politik Indonesia serta prospek pertumbuhan ekonominya masih baik," ujar Mahendra di Jakarta, Jumat (17/10).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Secara kumulatif Januari-September 2014, total investasi yang tercatat di BKPM sebesar Rp 342,7 triliun naik 16,8 persen dibandingkan realisasi Januari-September 2013 sebesar Rp 298,3 triliun. Pencapaian tersebut diyakini bisa melampaui target pertumbuhan 15 persen tahun ini atau sebesar Rp 450 triliun. "Kalau melihat tren yang konsisten, saya optimis target bisa tercapai di akhir tahun bahkan bisa sampai 17 persen pertumbuhannya," kata Mahendra.

Dilihat dari sektor usaha, investor dalam negeri banyak menanamkan modalnya di sektor listrik, gas, dan air sebesar Rp 5,6 triliun. Nilainya sama besar dengan investasi di sektor industri kimia dasar, barang kimia, dan farmasi yaitu Rp 5,6 triliun. Posisi ketiga sektor usaha yang menyerap investasi dalam negeri tertinggi adalah perumahan, kawasan industri, dan perkantoran sebesar Rp 5 triliun. "Kalau investasi seluruh sektor digabung, maka terlihat nilai investasi yang ditanamkan di industri pengolahan memberi kontribusi 44,9 persen atau Rp 18,7 triliun dari total PMDN," katanya.

Tiga provinsi yang paling banyak kemasukan dana PMDN adalah Jawa Timur sebesar Rp 11,4 triliun, Kalimantan Timur Rp 4,5 triliun, dan Sumatera Selatan Rp 3,4 triliun.

Sementara investor asing tercatat paling gemar menanamkan modal di sektor transportasi, gudang, dan telekomunikasi sebesar US$ 1,2 miliar, lalu sektor pertambangan US$ 1 miliar, dan ketiga sektor industri kimia dasar, barang kimia, dan farmasi juga sebesar US$ 1 miliar.

Dana asing yang masuk ke sektor riil terbesar diterima oleh Provinsi DKI Jakarta US$ 1,5 miliar, Jawa Barat US$ 1,4 miliar, dan Sulawesi Tengah US$ 1 miliar. Negara yang paling banyak menanamkan modalnya di Indonesia pada kuartal III 2014 adalah Singapura US$ 1,5 miliar, Belanda US$ 0,9 miliar, dan Inggris US$ 0,8 miliar. "Investasi perusahaan Jepang cukup dalam penurunan investasinya karena mereka sudah selesai melakukan investasi di kendaraan LCGC, jadi tinggal produksi saja," kata Mahendra.

LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER