Jakarta, CNN Indonesia -- PT Waskita Karya Tbk (WSKT) menawarkan obligasi sebesar Rp 500 miliar dengan tingkat kupon 10,4 persen. Obligasi ini merupakan tahapan pertama dari penawaran umum berkelanjutan sebesar Rp 2 triliun.
Bunga dari obligasi bertenor tiga tahun tersebut akan dibayarkan setiap tiga bulan. Pembayaran bunga pertama dilakukan pada 18 Februari 2015, sedangkan jatuh tempo obligasi dan pelunasan akan dilakukan pada 18 November 2017. Peringkat surat utang tersebut Single A berdasarkan PT Pemeringkat Efek Indonesia.
Seluruh dana obligasi akan digunakan untuk modal kerja pekerjaan konstruksi. "Untuk modal konstruksi, pembayaran subkontraktor, dan segala macam yang terkait bisnis konstruksi," kata Tunggul Rajagukguk, Direktur Keuangan Waskita Karya di Jakarta, Senin (27/10).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Penerbitan obligasi ini semula ditargetkan Rp 1 triliun, tetapi mengingat kebutuhan dana untuk tahun ini hanya cukup Rp 500 miliar, perseroan tak mempermasalahkan lebih rendahnya emisi obligasi tersebut. "Kalau tren suku bunga ke depan turun, kuponnya kan juga bisa lebih murah untuk sisa obligasi yang Rp 1,5 triliun itu," kata Tunggul.
Penjamin emisi yang telah ditunjuk antara lain Danareksa Sekuritas, Bahana Securities, dan Mandiri Sekuritas.
Di tempat yang sama, Direktur Utama Waskita M Choliq menargetkan kontrak baru sebesar Rp 20 triliun tahun depan atau sama dengan perolehan kontrak baru tahun ini. "Dari rata-rata sebelumnya untuk nilai kontrak Rp 20 triliun itu bisa ada 100 proyek yang kami kerjakan," katanya.
Proyek terbesar yang saat ini dikerjakan Waskita salah satunya pembangunan Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta senilai Rp 5 triliun. Selain itu perseroan juga mengincar berbagai proyek jalan tol dan pembangunan bendungan yang akan digenjot pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla. "Kami optimistis pertumbuhan konstruksi ke depan akan lebih baik dari tahun ini. Siapapun presiden dan menterinya, pembangunan infraktruktur di Indonesia wajib karena infrastruktur sangat tertinggal dibandingkan negara-negara lain," ujarnya.
Tahun ini, Waskita memperkirakan penjualan akan lebih rendah dari target awal tahun sebesar Rp 11 triliun menjadi Rp 10 triliun. Sebab, banyak proyek
joint operational yang belum berjalan sesuai rencana.
Kendati demikian, Choliq optimistis pencapaian laba tahun ini bisa melampaui target yang ditetapkan sebesar Rp 442 miliar. Sementara, tahun depan perseroan menargetkan pertumbuhan pendapatan sebesar 20 persen dan pertumbuhan laba 30 persen.
Waskita Karya juga menyasar proyek properti. Setelah membangun apartemen di Alam Sutera, perseroan rencananya akan mengembangkan dua proyek properti lain di Surabaya dan Medan. "Proyek apartemen ini sangat laku, makanya kami kembangkan lagi di Surabaya seluas 3,4 hektare dan Medan 8.000 meter persegi," kata dia.