Jakarta, CNN Indonesia -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terus menurun sejak pagi hingga perdagangan sesi kedua hari ini, Senin (27/10) pasca diumumkannya kabinet Joko Widodo-Jusuf Kalla. Pelaku pasar menyoroti beberapa kementerian yang dianggap berisiko adanya transaksi politik seperti di Kementerian BUMN yang diduduki Rini Soemarno.
IHSG pada penutupan perdagangan siang tadi anjlok 32.95 poin atau minus 0,65 persen ke level 5.040,12. Hingga sesi dua, pergerakan IHSG belum menunjukkan adanya potensi kenaikan. Saham-saham BUMN seperti PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM), PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) turut memicu kejatuhan indeks hari ini.
John D Rahmat Head of Research Mandiri Sekuritas mengatakan pelaku pasar kecewa dengan sejumlah nama menteri yang kurang tepat di tempatnya. Menurut dia, Sofyan Djalil merupakan Menteri BUMN terbaik yang pernah dimiliki Indonesia, namun sayangnya kementerian itu ditempati Rini Soemarno. "Saya tidak menilai Bu Rini jelek, tapi banyak yang mengira kalau dia di BUMN itu akan menimbulkan kekhawatiran akan adanya transaksi dalam penetapan direksi BUMN untuk dana-dana partai," kata John kepada CNNIndonesia, Senin (27/10).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut dia, jika Rini Soemarno bisa menjalankan tugasnya dengan benar, banyak hal yang bisa dilakukan untuk kemajuan negara. Namun jika sebaliknya, Presiden Jokowi sejatinya bisa bertindak lebih cepat untuk mengganti menteri-menteri yang dianggap menyimpang. "Kalau saya pakai azaz praduga tak bersalah, melihat kemampuan Bu Rini di Astra mestinya dia bisa melakukan terobosan juga di Kementerian BUMN," ujarnya.
Selain itu, munculnya berbagai pemberitaan terkait Menteri ESDM Sudirman Said yang dianggap kaki tangan Arifin Panigoro dan Ari Soemarno untuk melanjutkan mafia migas, menurut dia turut memicu sentimen negatif. Namun John beranggapan, sosok Sudirman merupakan penggiat anti korupsi dan berupaya meningkatkan
good corporate governance di Pertamina, sehingga layak layak menduduki Kementerian ESDM.
"Banyak yang beranggapan kalau orang berpengalaman lama di sektor migas lebih bagus, tapi apa dia bisa memerangi mafia migas kalau dia sendiri pernah menikmatinya? Tapi saya percaya Pak Sudirman tak seperti itu. Dia cukup tegas," katanya.
Menteri PengusahaMenteri lain yang juga mendapatkan sorotan adalah Menteri Perdagangan Rahmat Gobel. Banyak yang mengira akan ada benturan kepentingan dalam jabatan menteri sekaligus bisnis yang dia jalani. Sebaliknya banyak menteri lain yang juga dianggap kurang berpengalaman di bidangnya. "Ini kan serba salah, kalau berpengalaman dianggap ada benturan kepentingan, tidak berpengalaman juga salah," katanya.
Sementara itu, Menteri Kordinator Perekonomian yang semula diharapkannya bisa ditempati Darmin Nasution namun ditunjuk Sofyan Djalil. Menurut dia, banyak spekulasi yang mengira kedekatannya dengan Jusuf Kalla membuat Sofyan mendapatkan posisi itu. "Jadi terlalu banyak isu yang beredar negatif dan mestinya bisa dilihat sisi positifnya. Saya sendiri sih tidak paham betul kenapa Pak Sofyan yang jadi Menko Ekuin, karena menurut kami Pak Darmin sangat disukai dan hubungan dengan DPR juga cukup disegani," ujarnya.
Sejumlah menteri yang berasal dari wirausahawan sukses, menurut John, diharapkan bisa membawa perubahan Indonesia menjadi lebih baik. Sehingga investor sejatinya tak perlu terlalu menilai negatif isu-isu yang beredar. "Kalau memang menterinya bermasalah, toh media kita kan bebas, presiden bisa berhentikan lebih cepat, Saya yakin kabinet Jokowi dan SBY ini berbeda, karena di zaman SBY menteri yang bermasalah sangat sulit diberhentikan, kali ini saya harap tidak," katanya.
Mandiri Sekuritas masih optimistis IHSG bisa menyentuh 5.550 pada akhir tahun. Sehingga, John menyarankan dalam kondisi seperti ini mestinya investor membeli saham.