Jakarta, CNN Indonesia -- PT Indonesia AirAsia pesimistis bisa meningkatkan jumlah penumpang tahun depan akibat masih lemahnya daya beli masyarakat. Untuk itu, anak usaha AirAsia Berhad dari Malaysia ini tidak muluk-muluk mematok target penumpangnya di 2015.
"Jumlah penumpang tahun depan bisa sama sampai 8 juta penumpang seperti target tahun ini saja sudah bagus. Banyak faktor penghambat soalnya," ujar Presiden Direktur AirAsia Sunu Widyatmoko kepada CNN Indonesia, Selasa (28/10).
Sunu menjelaskan saat ini industri penerbangan nasional masih tertekan oleh kenaikan harga avtur akibat penguatan nilai tukar dolar Amerika Serikat terhadap rupiah. Selain itu slot penerbangan di sejumlah bandara seperti di Soekarno-Hatta, Cengkareng dan Juanda, Surabaya juga dinilai tak mencukupi apabila ditambah jadwal penerbangan baru. Jadi jangan heran jika manajemen hanya menargetkan jumlah penumpang tahun depan bertengger di angka 8 juta orang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami juga belum ada rencana untuk menambah pesawat baru. Sekarang fokus manajemen hanya pada upaya menjaga margin dan menekan tingginya biaya operasional akibat kenaikan harga avtur," kata Sunu.
Demi menyiasati masalah tersebut, AirAsia mendesak Kementerian Perhubungan untuk segera merevisi aturan tarif batas atas harga tiket. Penghapusan tarif batas atas menurutnya perlu dilakukan agar maskapai penerbangan bisa menentukan sendiri harga keekonomian di tengah ketatnya persaingan usaha.
"Industri penerbangan itu sangat kompetitif mulai dari penentuan harga tiket hingga
service yang diberikan. Jadi biarlah tarif batas atas ditiadakan agar perusahaan bisa menentukan sendiri harganya," ujar Sunu.
Sepanjang Januari-September 2014, Indonesia AirAsia berhasil menerbangkan sebanyak 5,97 juta penumpang, naik 4,73 persen dibandingkan jumlah penumpang periode yang sama di 2013 sebanyak 5,7 juta penumpang. Dengan demikian untuk dapat mencapai target sampai akhir 2014, Indonesia AirAsia harus menerbangkan 2,03 juta penumpang lagi di kuartal IV 2014.
Pada kuartal II 2014 Indonesia AirAsia membukukan pendapatan Rp 1,5 miliar naik 8 persen dibandingkan pendapatan kuartal II 2013 yang sebesar Rp 1,39 miliar. Namun setelah dikurangi biaya operasional, maskapai yang identik dengan penerbangan murah tersebut merugi Rp 340,3 miliar dibandingkan perolehan laba bersih Rp 51,7 miliar di kuartal II 2013.