Jakarta, CNN Indonesia -- Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) akan memanggil Indonesian National Air Carriers Association (INACA), beberapa maskapai penerbangan, pengelola bandara, dan perusahaan minyak lainnya untuk meminta informasi mengenai harga avtur di Indonesia. Pendapat dari asosiasi maskapai dan perusahaan-perusahaan tersebut akan menjadi bahan pertimbangan tambahan bagi KPPU dalam memutuskan dugaan monopoli dalam bisnis avtur di Indonesia oleh PT Pertamina (Persero).
"Kami masih butuh waktu satu sampai dua minggu ke depan sebelum membuat keputusan soal avtur karena masih harus mengundang maskapai, operator bandara, dan potential competitors bagi Pertamina dalam menyediakan avtur," kata Nawir Messi, Ketua KPPU kepada CNN Indonesia, Senin (3/11).
Menurut Nawir, tujuan dari pemanggilan perusahaan-perusahaan tersebut adalah untuk mengetahui apakah sebenarnya masih mungkin dibuka kompetisi bagi perusahaan lain untuk melayani penjualan avtur. "Kita juga ingin lihat struktur keekonomiannya seperti apa bisnis avtur ini. Kenapa tidak ada pemain lain selain Pertamina," kata Nawir.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setelah informasi diperoleh, KPPU akan mengonfrontir hasil pemeriksaan tersebut dengan informasi yang telah diperoleh sebelumnya dari Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) selaku regulator dan Pertamina sebagai satu-satunya perusahaan yang menjual avtur di Indonesia.
Ketika dikonfirmasi, Ketua Umum INACA Arif Wibowo yang juga CEO PT Citilink Indonesia membenarkan bahwa pagi ini perwakilan dari asosiasi maskapai akan memenuhi undangan KPPU untuk memberikan keterangan mengenai harga avtur. "Kemungkinan yang hadir adalah Pak Tengku Burhanuddin, Sekjen INACA dan Pak Denon Prawiraatmadja, Ketua Maskapai Tidak Berjadwal INACA. Apa saja yang disampaikan, nanti saja setelah selesai memberi keterangan," kata Arif.
Sebelumnya ketika ditemui Rabu (15/10) lalu, Vice President Pertamina Aviation Wisnuntoro mengaku sudah memenuhi panggilan KPPU untuk menjelaskan soal harga avtur tersebut. "Kami jelaskan kondisinya, struktur biaya distribusinya bagaimana, lalu kami juga terbuka kalau ada perusahaan lain yang mau masuk di bisnis bermarjin tipis dengan peraturan keselamatan yang ketat ini. Silahkan saja," ujar Wisnuntoro.
Pertamina Aviation saat ini memiliki 62 titik penjualan avtur di seluruh Indonesia, tidak hanya di bandara-bandara besar tetapi juga bandara perintis semacam Labuan Bajo, Mamuju, Silangit, dan Danau Toba.
"Karena harus mendistribusikan ke 62 titik penjualan itulah makanya harga avtur kami lebih mahal dibandingkan yang dijual di Changi Airport, Singapura. Tetapi itu gak seimbang, karena Changi hanya satu titik dan pesawat yang isi disana itu pesawat besar yang banyak kebutuhan avturnya," ujar Wisnuntoro.
Tahun ini Pertamina Aviation memperkirakan dapat menjual 4,2 juta kiloliter avtur. Sementara tahun depan naik sekitar 5 persen menjadi 4,5 juta kiloliter karena pertumbuhan permintaan. Dari total volume avtur yang dijualnya tersebut, Wisnuntoro mengatakan mayoritas avtur Pertamina dibeli oleh Garuda Indonesia dan Lion Air.