KINERJA EKSPOR

Nilai Ekspor Non-Migas Turun 0,81 Persen

CNN Indonesia
Senin, 03 Nov 2014 11:47 WIB
Ditengah perlambatan ekonomi dunia, Tiongkok masih menjadi negara tujuan ekspor terbesar Indonesia dengan nilai US$ 12.581,2 juta diikuti Amerika Serikat.
Proses bongkar muat petikemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia -- Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai ekspor non-migas Indonesia pada periode Januari-September 2014 mengalami penurunan sebesar 0,81 persen menjadi US$ 109,3 miliar dibandingkan realisasi periode yang sama tahun lalu sebesar US$ 110,2 miliar.

Penurunan nilai ekspor non-migas tersebut disebabkan oleh berkurangnya jumlah ekspor tiga jenis golongan barang dari total 10 golongan barang yang di survey BPS, yaitu karet dan barang dari karet yang turun sebesar 21,51 persen, bahan bakar mineral 12,97 persen, serta mesin/peralatan listrik yang turun 7,23 persen.

"Sepanjang Januari-September 2014, Tiongkok masih menjadi negara tujuan ekspor terbesar dengan nilai US$ 12.581,2 juta diikuti Amerika Serikat sebesar US$ 11.869 juta, dan Jepang sebesar US$ 10.714,2 juta," ujar Suryamin, Kepala BPS di Jakarta, Senin (3/11).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jika dilihat dari sektornya, industri pengolahan masih menyumbang kontribusi ekspor terbesar yaitu US$ 87.849,6 juta atau 66,2 persen terhadap total ekspor Indonesia sepanjang Januari-September 2014, diikuti oleh ekspor migas sebesar US$ 23.402,2 juta atau 17,63 persen, ekspor komoditas pertambangan sebesar US$ 17.232,3 juta atau 12,99 persen, dan ekspor komoditas pertanian menyumbang US$ 4.222,1 juta atau 3,18 persen.

Revisi Target

Pada pertengahan Oktober 2014, Kementerian Perdagangan telah merevisi target nilai ekspor Indonesia dari sebelumnya US$ 190 miliar menjadi US$ 184,3 miliar. Secara persentase pertumbuhan, target nilai ekspor yang telah direvisi tersebut hanya tumbuh sebesar 1 persen dibandingkan realisasi 2013. Penyebab utama dilakukannya revisi target ekspor tersebut akibat turunnya harga beberapa komoditas utama ekspor Indonesia yang terjadi hingga September 2014, antara lain bijih besi turun 35,7 persen, karet turun 28,8 persen, CPO turun 21,7 persen, dan batubara turun 15,5 persen.

Selain itu, ekonomi beberapa negara tujuan ekspor non-migas Indonesia mengalami pelemahan pada kuartal II 2014 dibanding kuartal I 2014 seperti Korea Selatan, Singapura, Jerman, Rusia, dan Jepang. Kondisi tersebut menyebabkan terjadinya penurunan realisasi ekspor non-migas ke negara tujuan utama sebesar 6,2 persen, padahal pemerintah telah memasang target nilainya bisa meningkat 4 persen sampai 5 persen.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER