INDUSTRI PESAWAT TERBANG

PT DI Yakin Capai Target Penjualan Rp 5,2 T

CNN Indonesia
Sabtu, 08 Nov 2014 15:55 WIB
PT Dirgantara Indonesia menargetkan pemasukan sebesar US$ 443 juta atau Rp 5,2 triliun pada 2014 dari bisnis pesawat.
Helikopter BO-105 buatan PT DI pada Indo Defence Expo 2014 di JIEXPO Kemayoran, Jakarta, Rabu 5 November 2014. Pameran industri pertahanan berskala internasional ini diikuti sekitar 15 ribu delegasi dan 600 perusahaan dari 50 negara. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia -- PT Dirgantara Indonesia (DI), produsen pesawat nasional, optimistis mencapai target penjualan tahun ini sebesar US$ 443 juta atau setara dengan Rp 5,2 triliun.

"Tahun 2014 ini targetnya US$ 443 juta. Sampai akhir tahun pokoknya kurang dari US$ 60 juta lagi. Ini harus tercapai," jelas Sonny Saleh, Kepala Perencanaan Perusahaan PT DI, pada perhetalan Indo Defence Expo & Forum di JIExpo Kemayoran, Sabtu (8/11)

Menurut Sonny, pemasukan terbesar PT DI mayoritas berasal dari penjualan pesawat terbang dan helikopter, dengan target tahun ini menyumbang 81 persen. Hal itu telah memperhitungkan kapasitas produksi PT DI, yang rata-rata per tahun menghasilkan lima unit pesawat dan sepuluh unit helikopter.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Target pemasukan terbesar memang dari pesawat terbang dan helikopter, targetnya itu sekitar US$ 351,5 juta," jelasnya.

Sementara sisanya, lanjut Sonny, diharapkan disumbang oleh sektor bisnis lainnya, yakni industri komponen pesawat, jasa penerbangan dan teknologi pesawat terbang. "Kalau target dari suplai komponen itu sekitar US$ 10,5 juta, Aircraft services US$ 40,2 juta, tekhnologi dan pengembangannya US$ 40,2 juta," paparnya.

Sonny mengklaim selama mengikuti pameran Indo Defence Expo & Forum 2014, pesawat buatan PT DI telah menarik perhatian dunia. Hal itu tercermin dari penandatanganan sejumlah kontrak pembelian pesawat serba guna CN 235-220 ke sejumlah negara.

"Mulai dari ditandatanganinya kontrak pembelian dua unit CN 235-220 oleh perusahaan Belgia, kemudian tandatangan kerjasama dengan Honeywell, serta di ekspornya CN 235-220 ke sejumlah negara untuk pesawat kepresidenan," paparnya.

Perusahaan asal Belgia yang diketahui membeli dua unit CN 235-220 adalah AD Trade. Kedua unit pesawat tersebut berbeda harga, tetapi salah satunya dibandrol US$ 22 juta. Daya tarik dari CN 235-220 antara lain ramp door dan pintu belakangnya yang lebar sehingga mampu mempermudah proses pengangkutan dan penurunan kargo.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER