Jakarta, CNN Indonesia -- Bank Indonesia (BI) mempertahankan tingkat suku bunga acuan (BI rate) di level 7,5 persen. Ini sejalan dengan upaya mengendalikan inflasi di kisaran 4,5 persen pada 2014.
Namun, realisasi inflasi di akhir tahun berpotensi melampaui ekspektasi mengingat ada rencana pemerintah menaikkan harga BBM bersubsidi. BI menghitung setiap kenaikan BBM bersubsidi sebesar Rp 1.000 maka inflasi naik 1,3 persen.
Gubernur BI Agus D.W. Martowardojo mengatakan kebijakan stabilisasi ekonomi yang ditempuh selama ini mampu menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan serta mendukung proses penyesuaian ekonomi ke arah yang lebih seimbang.
Pada kesempatan tersebut, BI juga mempertahankan tingkat suku bunga
lending facility dan
deposit facility masing-masing di level 7,5 persen dan 5,75 persen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dari sisi global, Agus Martowardojo mengatakan pemulihan ekonomi dunia terus berlanjut meskipun tidak seimbang. Pemulihan ekonomi global masih ditopang oleh perekonomian Amerika Serikat yang terus membaik, sedangkan di sisi lain perekonomian Eropa, Jepang, dan Tiongkok melambat.
"Perkembangan AS ini semakin memperkuat perkiraan terjadinya normalisasi kebijakan The Fed pada pertengahan 2015," katanya.
Secara umum, kata Agus, permintaan global masih lemah sehingga kecenderungan harga komoditas turun. Hal ini turut mempengaruhi pertumbuhan ekonomi nasional yang melambat pada kuartal III 2014 ke level 5,01 persen, lebih rendah dari triwulan sebelumnya 5,12 persen.