HARGA BBM

2015, Tarif Kiriman Barang Naik 15 Persen

CNN Indonesia
Kamis, 13 Nov 2014 15:16 WIB
Naiknya harga BBM bersubsidi 30-40 persen membuat biaya operasional perusahaan logistik ikut bertambah sehingga tarif pengiriman akan dinaikkan tahun depan.
Naiknya harga BBM akan menambah biaya angkut produk-produk yang dibutuhkan masyarakat. (ANTARA FOTO/Eric Ireng)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pelaku industri logistik bersiap menaikkan tarif jasa pengiriman menyesuaikan dengan rencana kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi. Asosiasi Perusahaan Jasa Pengiriman Ekspres, Pos dan Logistik Indonesia (Asperindo) memperkirakan tarif jasa pengiriman akan naik sekitar 10 persen hingga 15 persen pada tahun depan.

"Dengan estimasi harga BBM bersubsidi naik sekitar 30-40 persen, maka rata-rata kenaikan tarif kami 10-15 persen," ujar Wakil Ketua Umum Asperindo Budi Paryanto di Jakarta, Kamis (13/11).

Menurut Budi, dampak dari kenaikan harga BBM bersubsidi tersebut belum diperhitungkan saat membuat target pertumbuhan industri logistik. Asperindo memperkirakan nilai pasar logistik nasional mencapai Rp 1.849 triliun atau tumbuh 14,7 persen pada 2015.

"Yang pasti dampaknya positif terhadap nilai kami (pasar logistik), karena kami bebankan ke konsumen. Tapi tidak tahu bagaimana kalau pasarnya (permintaan) mengecil," jelasnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Johari Zein, Direktur Utana PT Tiki Jalur Nugraha Ekakurir (JNE Logistics), menghitung dampak naiknya harga BBM bersubsidi yang direncanakan pada akhir tahun ini akan menambah biaya antar sekitar 10 persen dari biasanya. Pada tahun depan potensi kenaikannya akan lebih tinggi karena perlu mempertimbangkan kenaikan upah buruh.

"Kalau biaya BBM tidak terlalu besar dampaknya, tapi terkait UMP ini cukup besar karena selama ini komponen UMP itu bisa 50:50 dari total biaya yang lain," katanya.

Menurutnya, JNE merupakan perusahaan padat karya dengan total pegawai yang harus digaji sebanyak 11 ribu orang. Itu belum memperhitungkan orang yang dipekerjakan oleh agen-agen JNE. "Kalau total bisa 25 ribu orang," katanya.

Kendati demikian, Johari selaku bos JNE tidak akan mengurangi jumlah pekerja di tengah pertumbuhan permintaan jasa logistik yang sedang tinggi. Justru Johari akan berupaya meningkatkan layanan dan kualitas sumber daya manusianya untuk melayani perdagangan online (e-commerce) yang tengah menggeliat.

LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER