Jakarta, CNN Indonesia -- Meski hari libur, Kementerian Perdagangan tetap bekerja. Hari ini, Minggu (16/11), Menteri Perdagangan Rahmat Gobel mengadakan rapat koordinasi dengan Badan Intelijen Negara dan Kepolisian RI.
Agenda rapat koordinasi itu rupanya soal antisipasi pengamanan dan ketersediaan bahan pangan menjelang akhir tahun. Begitu pun antisipasi menjelang kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi.
Wacana kenaikan BBM memang berpengaruh pada harga bahan pangan. Wakil Presiden Jusuf Kalla membenarkan hal tersebut. (Baca:
JK: Koreksi Harga BBM tidak akan Tinggi)
"Sembako naik itu bisa berbagai alasan. Yang pertama ini musim kering. Juga karena barang impor pengaruhi rupiah melemah, ada juga sebagian akibat perkiraan-perkiraan BBM naik," kata Kalla, pada Jumat (14/11).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski begitu, pemerintah takkan mengurungkan niatnya untuk menaikkan harga BBM bersubsidi. Kalla menjamin bahwa kenaikan BBM itu tidak akan terlalu tinggi di tengah penurunan harga minyak mentah di pasar internasional.
"Tidak akan bagus dampaknya bagi masyarakat Indonesia jika pemerintah memaksakan menaikkan harga BBM dengan nominal yang terlalu tinggi. Ya tentu pemerintah sesuaikan dengan kondisi yang ada," ujarnya.
Pada perdagangan Jumat, harga minyak mentah acuan Brent turun sebesar US$3,6 atau sekitar 4,4 persen menjadi US$77,52 per barel, yang merupakan level terendah dalam empat tahun terakhir. Harga minyak mentah di Amerika Serikat juga anjlok di level terendah setelah turun US$ 2,57 menjadi US$ 74,28 per barel.