Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah optimistis defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2015 akan lebih rendah dari rencana awal 2,2 persen. Hal itu merupakan hasil penghematan anggaran dari kebijakan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi.
"Kami harapkan, setelah menghitung kebutuhan belanja infrastruktur, kompensasi sosial, defisit bisa dikendalikan di bawah 2 persen," jelas Menetri Keuangan P.S. Brodjonegoro di Istana Negara, Senin (17/11).
Berdasarkan perhitungan Bambang, kebijakan pemangkasan subsidi BBM akan memperlebar ruang fiskal pemerintah menjadi lebih dari Rp 100 triliun. Dana tersebut rencananya akan digunakan untuk belanja produktif, seperti membenahi infrastruktur, kompensasi sosial dan mendukung konsep pembangunan berbasis maritim.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT