Jakarta, CNN Indonesia -- Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) kembali menyindir Presiden Indonesia keenam, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) terkait kebijakan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi. Menurutnya mantan atasannya tersebut tidak pernah berani pasang badan mengumumkan kenaikan harga BBM bersubsidi.
Menurut JK kondisi ini bisa terlihat dari mekanisme pengumuman yang selalu dilakukan oleh Wakil Presiden serta Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) semasa SBY menjabat sebagai Presiden.
Kalau dulu yang mengumumkan kenaikan BBM itu kalau tidak saya, ya menteri. Kalau sekarang langsung Pak Jokowi.Jusuf Kalla |
"Kalau dulu yang mengumumkan kenaikan BBM itu kalau tidak saya, ya menteri. Kalau sekarang langsung Pak Jokowi seperti yang Anda lihat semalam," ujar JK saat membuka acara Risk and Governance Summit 2014, Selasa (18/11).
JK mengatakan pengumuman kenaikan BBM oleh Presiden memiliki pesan penting yang bisa ditangkap oleh masyarakat. Dengan Presiden sendiri yang mengumumkan kenaikan BBM artinya Pemerintah siap mengambil segala risiko atas kebijakan yang diputuskan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau dulu kan tidak langsung. Presiden cuma mau mengumumkan disaat harga BBM diturunkan," tutur JK diiringi tepuk tangan peserta acara.
Alasan Kenaikan
JK menerangkan, dipilihnya opsi menaikan harga BBM di angka Rp 2.000 per liter tak lepas dari tren penurunan harga minyak dunia yang saat ini berada di kisaran US$ 80 per barel menurut harga Brent dan WTI. Keputusan untuk menaikkan harganya tidak terlalu tinggi menjadi Rp 8.500 per liter untuk premium dan Rp 7.500 per liter untuk solar dengan mempertimbangkan daya beli masyarakat.
"Alasannya harga minyak dunia itu sudah turun. Dan setelah kita hitung angka Rp 2.000 itu yang sekiranya bisa dibeli oleh masyarakat," kata JK.