Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Sudirman Said mengatakan dibentuknya Komite Reformasi Tata Kelola Minyak dan Gas Bumi (migas) dilakukan untuk mengidentifikasi modus dan gerak para mafia migas. Para pemburu rente itu selama ini diduga punya kedekatan dengan penguasa sehingga dapat mempengaruhi kebijakan pemerintah.
"Perilaku mafia pemburu rente selama ini mengambil keuntungan yang tidak
fair, punya kedekatan dengan kekuasaan dan kemudian mempengaruhi kebijakan atau keputusan yang justru merugikan masyarakat dalam memperoleh haknya untuk mendapatkan energi," ujar Sudirman di Jakarta, Senin (17/11).
Untuk itu, Sudirman meminta Faisal Basri yang ditunjuk sebagai ketua Komite dan anggota tim yang akan dibentuknya untuk memonitor seluruh mata rantai bisnis migas, mulai dari hulu hingga ke hilir untuk menutup celah bagi para mafia migas. "Nanti akan dibuktikan oleh tim reformasi ini," katanya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, Komite Reformasi Tata Kelola Migas akan beranggotakan orang-orang yang punya integritas dan kompetensi yang tidak diragukan, serta berwawasan luas. Dalam waktu enam bulan ke depan, Sudirman meminta tim
ad hoc yang dibentuknya dapat bekerja dan memberikan rekomendasi kebijakan kepada seluruh kementerian dan lembaga terkait.
Terkait kebijakan subsidi BBM, Sudirman menekankan pentingnya pengalihan distribusi subsidi ke sektor yang lebih produktif. "Tugas saya adalah meyakinkan bahwa masyarakat bisa memperoleh pasokan energi, BBM dengan cukup," katanya.
Sebelumnya, Sudirman menunjuk Faisal Basri sebagai Ketua Tim Reformasi Tata Kelola Migas. Sudirman menegaskan keberadaan Fasial Basri dan tim untuk membenahi proses bisnis, transparansi, dan perizinan di sektor migas, bukan untuk menciduk para mafia migas.