Jakarta, CNN Indonesia -- Tim Reformasi Tata Kelola Migas atau dikenal dengan tim antimafia migas terus bergerak cepat. Tak lama setelah dibentuk pada Minggu (16/11) lalu, tim mengaku telah berkomunikasi dengan seseorang yang diduga kuat menjadi mafia migas selama ini.
"Kemarin Pak Faisal sudah dihubungi mereka yang dituding sebagai mafia melalui perantara. Katanya mereka sudah insyaf dan siap menjadi
whistler blower," ujar Fahmy Radhi, Anggota Tim Reformasi Tata Kelola Migas di Jakarta, Rabu malam (26/11).
Sayangnya, Fahmy enggan menyebut jati diri orang yang sudah melakukan komunikasi dengan tim. Meski begitu, upaya komunikasi tersebut dinilai akan menjadi pintu masuk yang positif bagi kerja tim mendatang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Yang pasti, namanya (mafia) sering disebut sama Bang Faisal belakangan ini. Kami terbuka dengan informasi dari mana pun untuk upaya pemberantasan korupsi," tutur Fahmy.
Untuk bisa memberantas praktik mafia, tim yang diketuai Faisal Basri itu berencana menggandeng penegak hukum seperti Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Hal tersebut ditandai dengan masuknya Mantan Wakil Ketua KPK, Chandra Hamzah ke dalam anggota tim.
"Kita perlu berkoordinasi dengan penegak hukum. Tapi belum diputuskan karena masih dibahas," tutur Agung Wicaksono yang juga Anggota Tim Reformasi Tata Kelola Migas.
Namun, Faisal Basri menegaskan pihaknya tak memiliki wewenang untuk melakukan tindakan hukum kepada pihak yang diduga menjadi mafia migas. "Hasil dari analisa sistemik dan kasuistik ini akan dilaporkan ke Menteri ESDM dan menjadi kewenangan beliau untuk meneruskan ke pihak-pihak terkait di ranah hukum. Tapi saya sudah minta agar hasil investigasi tim dipublikasikan ke publik," tutur Faisal.