Jakarta, CNN Indonesia -- Manajemen PT Pertamina (Persero) kembali menyatakan kesiapannya untuk menguasai Blok Mahakam pasca habisnya kontrak Total E&P Indonesie dan Inpex Corporation pada 31 Desember 2017 mendatang. Adapun kesiapan tersebut tertuang dalam surat resmi Pertamina yang diberikan manajemen kepada Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Sudirman Said siang ini.
"Kami sudah kirimkan surat ke Menteri ESDM yang pada intinya menegaskan bahwa Pertamina memiliki kemampuan untuk mengelola Blok Mahakam 100 persen. Kami sangat berharap agar pemerintah dapat segera memutuskan penetapan Pertamina sebagai pengelola Blok Mahakam agar ada transisi operasi yang cukup,” tutur Pelaksana Tugas Direktur Utama Pertamina, Muhammad Husen, melalui keterangan resmi yang didapat CNN Indonesia, Kamis (27/11).
Husen menyatakan kesiapan Pertamina untuk mengelola dengan penuh Blok Mahakam berangkat dari kemampuan teknis dan finansial yang dimiliki perusahaan migas pelat merah tersebut. Pertamina, kata Husen, telah terbukti memiliki kapabilitas operasi lepas pantai dengan kesuksesan meningkatkan produksi secara signifikan di blok
Offshore North West Java dan
West Madura Offshore pasca pengambilalihan oleh Perseroan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Oleh karena itu, kami memandang bahwa sekarang adalah saat yang tepat untuk pemerintah memberikan peran yang lebih besar kepada Pertamina selaku NOC (perusahaan nasional) Indonesia. Dengan peningkatan porsi penguasaan sumber daya migas oleh Pertamina, maka akan memberikan arti penting bagi Indonesia dalam menjaga ketahanan energi nasional," katanya.
Husen mengungkapkan, adanya keinginan untuk menguasai Blok Mahakan juga didasari tren di sejumlah negara di mana banyak perusahaan nasional (National Oil Company) mendominasi penguasaan sumber daya migas nasional di negaranya. Adapun tujuan dari penguasaan tersebut dimaksudkan untuk menjamin ketahanan energi nasionalnya demi meningkatkan pendapatan negara.
"Soalnya sejauh ini penguasaan sumber daya migas nasional oleh Pertamina masih relatif rendah dibandingkan dengan NOC di negara lainnya," katanya.
Saat ini, Pertamina diketahui tengah melakukan
data room di Blok yang terletak di wilayah Kalimantan Timur itu.
Data room diperlukan untuk memahami kondisi teknis dan operasional dari wilayah kerja tersebut. Pertamina pun akan mengirimkan proposal pengelolaan Blok Mahakam secara komprehensif dalam waktu tiga bulan mendatang.
"Pertamina juga siap menjaga keberlangsungan operasi pasca pengambilalihan Blok Mahakam, baik dari sisi operasional (angka produksi) maupun isu yang terkait dengan sumber daya manusia," kata Husen.
Menurut data awal Pertamina cadangan gas Blok Mahakam disinyalir mencapai 6-8 triliun
cubic feet (TCF).