MAFIA MIGAS

Faisal Basri: Ada Invoice Masuk, Pertamina Masih Bohong

CNN Indonesia
Kamis, 04 Des 2014 17:09 WIB
Perwakilan Pertamina dan Petral yang bertemu tim Antimafia Migas mengaku selalu mengimpor sendiri minyak mentah ke Indonesia.
Menteri BUMN Rini Soemarno (kiri) berbincang dengan Menteri ESDM Sudirman Said (kanan) dan Ketua Tim Reformasi Tata Kelola Migas Faisal Basri usai memberi keterangan pers dalam pengumuman Tim Reformasi Tata Kelola Migas di Kementerian ESDM, Jakarta, Minggu (16/11). Pemerintah membentuk Tim Reformasi Tata Kelola Migas untuk memberantas mafia migas. (ANTARA FOTO/Rosa Panggabean)
Jakarta, CNN Indonesia -- Ketua Tim Reformasi Tata Kelola Migas Faisal Basri mengaku kecewa dengan hasil pertemuan perdana tim-nya dengan perwakilan PT Pertamina (Persero) dan Pertamina Energy Trading Limited (Petral) di Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) kemarin.

Faisal menjelaskan kekecewaan terhadap perwakilan kedua perusahaan yang memenuhi undangan tim Antimafia Migas yang dipimpinnya itu karena keduanya mengaku selalu melakukan impor minyak sendiri. Tidak melalui perantara pihak lain.

"Namun kenyataannya, trader yang melakukan hal itu. Kami menemukan ada bill of lading dan juga ada invoice-nya. Menurut saya humas jangan bohong. Adalah tidak benar bahwa pengadaan minyak di Indonesia langsung ke National Oil Companies (NOC),” tegas Faisal di Bank Indonesia, Kamis (4/12).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sesuai definisi, bill of lading atau yang lebih sering disebut dengan B/L adalah salah satu dokumen yang diperlukan dalam ekspor impor. B/L adalah dokumen pengangkutan barang yang di dalamnya memuat informasi lengkap mengenai nama pengirim, nama kapal, data muatan, pelabuhan muat dan pelabuhan bongkar. Selain itu B/L juga mencantumkan cara pembayaran tagihan, nama penerima atau pemesan barang, serta tanggal dari dikeluarkan dan ditandatanganinya B/L tersebut.

Sementara invoice adalah dokumen yang digunakan sebagai pernyataan tagihan yang harus dibayar oleh pembeli. Dalam bahasa sederhana invoice ini disebut dengan bon atau tagihan.

Namun Faisal menegaskan bahwa dirinya tidak akan membongkar nama-nama yang terlibat sebagai trader penyedia minyak impor yang disinyalir merupakan nama-nama mafia migas. "Saya tidak akan kasih nama. Kami tidak mengurusi hal seperti itu. Kami melihat dari segi mata rantainya saja,” ujarnya.

Faisal kembali menegaskan posisi Tim Reformasi Tata Kelola Migas yaitu hanya sebatas memperbaiki kinerja yang berkaitan dengan pengelolaan migas. "Yang kami pantau itu proses bisnisnya, dari hulu sampai ke hilir,” tambah Faisal.

(Baca juga: Faisal Basri: Perwakilan Pertamina Bohongi Tim Saya!)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER