Jakarta, CNN Indonesia -- Ketua Tim Reformasi Tata Kelola Migas Faisal Basri mengkritik Senior Vice President Fuel Marketing and Distribution PT Pertamina (Persero) Suhartoko karena tidak memberikan informasi yang benar kepada tim yang dipimpinnya dalam pertemuan kemarin di Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).
Faisal mengatakan bahwa timnya telah menemukan berbagai fakta yang bertentangan dengan apa yang dikatakan oleh Suhartoko sebagai perwakilan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) migas tersebut.
"Menurut saya, orang humas itu tugasnya bukan berbohong. Tapi menyampaikan yang baik dan benar, menjelaskan sesuatu sesuai dengan duduk perkaranya,” ujar Faisal di Bank Indonesia, Kamis (4/12).
Faisal mengaku kecewa dengan informasi yang diberikan Suhartoko sepanjang pertemuan yang berlangsung kemarin. “Kami meminta data namun dipersulit. Padahal seharusnya data-data tersebut bisa kita akses,” tegasnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
CNN Indonesia belum memperoleh konfirmasi dari Suhartoko terkait pernyataan Faisal Basri tersebut. Demikian halnya dengan Vice President Corporate Communication Pertamina Ali Mundakir tidak menjawab panggilan telepon yang dilakukan CNN Indonesia.
Kemarin, Senior Vice President Fuel Marketing and Distribution Pertamina Suhartoko mewakili perusahaannya untuk bertemu dengan Tim Antimafia Migas di Kementerian ESDM. Suhartoko mengklaim telah transparan dalam melaporkan seluruh perhitungan harga pembelian maupun jual BBM bersubsidi.
"Sudah semuanya ke Pemerintah. Baik Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) maupun Kementerian Keuangan. Soalnya Pertamina itu tidak memiliki kewenangan dalam menentukan harga jual BBM bersubsidi," katanya.