HARGA BBM BERSUBSIDI

Menkeu Pastikan Harga Premium dan Solar Tetap Disubsidi

CNN Indonesia
Sabtu, 06 Des 2014 18:32 WIB
Pemerintah menegaskan kuota BBM bersubsidi di APBNP 2014 tetap 46 juta kilo liter, sedangkan kelebihan pemakaian menjadi tanggung jawab Pertamina.
Menteri Keuangan Bambang P.S. Brodjonegoro memastikan harga jual premium dan solar tetap hingga akhir tahun 2014. PT Pertamina (Persero) diminta Bambang menanggung selisih lebih dari kuota bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi. (REUTERS/Darren Whiteside)
Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Keuangan Bambang P.S. Brodjonegoro memastikan harga jual premium dan solar tetap hingga akhir tahun 2014. PT Pertamina (Persero) diminta Bambang menanggung selisih lebih dari kuota bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi.

"
Pertamina akan tetap menjual dengan harga bersubsidi sampai dengan akhir tahunBambang P. S. Brodjonegoro
Pertamina akan tetap menjual dengan harga bersubsidi sampai dengan akhir tahun," ujar Menkeu kepada CNN Indonesia melalaui pesan singkat, Sabtu (6/12).

Dia menegaskan bahwa kuota BBM bersubsidi tidak akan ditambah atau tetap 46 juta kilo liter seperti yang tercantum dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBNP) 2014. "Kuota dalam APBN tetap. Yang lebih dari kuota akan ditanggung Pertamina," ujarnya menegaskan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebelumnya, Pertamina mengancam akan menjual premium dan solar dengan harga keekonomian menyusul belum adanya kepastian dari pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) terkait penambahan kuota BBM bersubsidi. Rencana itu dipertimbangkan karena perseroan
tidak ingin menanggung kerugian.

Salamudin Daeng, Ketua Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia, mengatakan jika Pertamina memaksakan kehendaknya maka akan ada implikasi hukum. Selain itu, masyarakat juga akan dirugikan oleh dampak implasi yang akan semakin tinggi.

"Kalau melanggar hukum seperti itu masyarakat akan terkena dampak. Inflasi akan tidak terkendali. Ditambah dengan pelemahan nilai tukar terhadap dollar, maka harga akan semakin tidak terkendali," ujarnya.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER