Jakarta, CNN Indonesia -- Pada perdagangan Senin (8/12), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan akan berada pada rentang
support 5.165-5.178 dan
resisten 5.194-5.211 dengan fluktuasi yang dimungkinkan bakal terjadi.
Head of Research Woori Korindo Securities Indonesia (WKSI) Reza Priyambada mengatakan tidak jauh berbeda dengan sebelumnya, masih adanya aksi
profit taking dimungkinkan membuat potensi kenaikan IHSG terhambat, meski diimbangi dengan adanya aksi beli.
“Pola variatif cenderung naik tipis masih dapat terjadi. Meski masih ada potensi naik, tapi tetap cermati potensi pelemahan lanjutan,” ujarnya dalam rilis harian, Senin (8/12).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Reza menjelaskan, pada perdagangan minggu lalu, lagi-lagi IHSG memperlihatkan laju yang variatif karena sempat mengalami kenaikan dan kemudian memiliki kecenderungan melemah, meski di akhir sesi masih mampu ditutup di zona hijau.
Dia menilai, mulai melemahnya laju bursa saham Amerika Serikat (AS) dan Eropa sempat mempengaruhi laju IHSG dimana pelaku pasar masih dalam posisi ambil untung (profit taking). Di sisi lain, turunnya cadangan devisa per November 2014 (US$ 111,14 miliar vs US$ 111,97 miliar) sempat memberikan sentimen negatif.
Akan tetapi, pelemahan yang terjadi masih dapat ditahan dengan laju bursa saham Asia yang masih menghijau dan laju rupiah yang akhirnya mampu terapresiasi.
Di sisi lain, oleh karena pelaku pasar masih dalam posisi profit taking maka paska IHSG kembali menyentuh level 5.200 an lebih, kembali tidak kuat dan kembali menurun.
“Beruntung sebelumnya masih berlanjut penguatan saham-saham agri dan manufaktur yang mampu mempertahankan laju IHSG di zona hijau. Kendati begitu, transaksi asing tercatat jual bersih atau nett sell (dari nett sell Rp -5,56 miliar menjadi Rp -737,03 miliar),” tuturnya.
Pergerakan RupiahTerkait pergerakan mata uang Garuda, Reza menilai meski laju Yen masih bergerak melemah dan Dolar AS terus menunjukkan apresiasinya, tetapi laju dinilai Rupiah akan mampu bergerak menguat.
“Tampaknya Rupiah memanfaatkan penguatan Euro terhadap Dolar AS untuk ikut bergerak menguat. Apalagi laju Rupiah sempat melewati level psikologis 12.300 sehingga membuat Rupiah kian murah,” ucapnya.
Di sisi lain, sebagian pelaku pasar juga memanfaatkan penguatan Euro untuk
trading buy dan
profit taking pada Dolar AS meski tidak terlalu signifikan karena masih diimbangi dengan sentimen rilis lebih rendahnya
initial jobless claim AS dari perkiraan.
“Saat ini laju Rupiah berada di atas target level resisten 12.305. Rupiah sedang mencoba menguat meski terbatas dan masih membutuhkan tambahan sentimen positif. Potensi pelemahan masih ada, tapi kami harap Rupiah mampu mempertahankan laju positifnya di 12.310-12.290 per Dolar AS (kurs tengah BI),” tukasnya.
Pertimbangan saham-saham antara lain:
SMDR 14150-15200
LPCK 10150-10675
INCO 4075-4190
BBCA 13250-13525
UNVR 31375-32100
LPKR 1165-1210